Tugu kawasan pasir Gunung Bromo |
Meski aku orang Malang, tapi baru kali ini aku berencana ikut rombongan ke Bromo. Liburan sekolah akhir tahun, merupakan salah satu kesempatan kami untuk bisa mudik karena waktunya yang lumayan panjang, yakni 2 mingguan. Kali ini, kami mudik dengan membawa rombongan para sahabat dari Asshiddiqiyah.
Dengan jumlah rombongan sebanyak 17 orang, kamipun pesan tiket dari Sebulan sebelumnya. Alhamdulillah, kami semua dapat tempat duduk masih 1 gerbong, meski tempat duduknya terpisah.
Perjalanan kereta Jakarta- Malang |
Para baby sitters |
Rombongan kami berangkat dari Asshiddiqiyah, hari Kamis, 26 Desember 2019, kereta berangkat jam 9.00 wib pagi. Kami berangkat lebih awal, yakni 7.00 pagi dengan mengendarai 3 mobil grab, karena belum nyetak tiket kereta.
Jadi kami total rombongan 17 orang, yakni:
1. Ubet& istri(2)
2. Nafis sekeluarga(3)
3. Faiz sekeluarga(3)
4. Ikhwan: Maman, Muslim, Mustafid,Mujahidin, Sahar,Toha (6)
5. Akhwat: Nikmah,Rizky,Afi(3)
Kereta Matarmaja Nataru pun melaju kencang dan lancar, hingga ketika sampai di stasiun Semarang jam 4 sore. Salah satu anggota rombongan kami turun, yakni Afi. Dia pulang ke rumah terlebih dahulu ke kampungnya, desa Grobogan Jawa Tengah. Kemudian dia akan menyusul ke Malang keesokan harinya.
Dan alhamdulillah, kereta sampai di stasiun Malang kota baru sesuai jadwal, yakni jam 2 dini hari. Kami yang berjumlah 16 orang, siap dijemput dengan elf milik salah satu teman SD ku, Yayan. Kamipun langsung menuju kota Tumpang. Baca juga....Welcome to Deso ku Tumpang- Malang
Sesampai di desa Tumpang, rombongan menginap di home stay milik mas Dhani ( sepupu kami). Tempatnya sangat luas, terdiri dari 3 lantai, dan berjarak kira- kira 50m dari rumahku.
*Hari pertama: Jum'at, 27 Desember 2019
Kami punya waktu istirahat kurang lebih 4 jam, sesampai di Tumpang. Pada jam 7.00 wib pagi, para rombongan sarapan di rumahku yakni di jalan kudusan, Tumpang.
Adapun rencana rute selanjutnya, kami berencana menuju wisata kota batu dengan tujuan ke agrowisata ( kebon apel), ke Selecta ( pemandian), lalu ke BNS ( Batu Night Spectakuler).
Namun kenyataan yang terjadi tidak semulus yang diperkirakan. Hal ini karena hujan yang terus menerus, sehingga tempat wisata yang bisa kami kunjungi hanya BNS
Kami berangkat ke Batu jam 9.30 wib, kemudian sholat Jum'at di masjid alun- alun Batu. Selanjutnya hujan membuat kami terdampar di warung pecel samping alun- alun kota Batu, sekalian sholat ashar disana.
Tips berwisata ke Batu: seharusnya berangkat lebih pagi, karena beberapa tempat wisata hanya buka sampai jam 16.00. Seperti Agrowisata dan Selecta.
Akhirnya, kamipun ke tempat wisata BNS (Batu Night Spectakuler) yang memang diperuntukkan untuk wisata di malam hari. Loketnya dibuka dari jam 17.00 wib sampai jam 00.00 wib. Tempatnya penuh dengan lampu- lampu dan harga tiketnya lumayan mahal dibanding wisata batu lainnya. BNS ini ibarat dufannya Malang, namun versi mini.
Untuk tiket masuk BNS harganya Rp.40 ribu, jika ingin menaiki wahana bayar lagi dengan harga Rp. 15 ribu - Rp. 20 ribu. Tapi jika beli tiket terusan juga bisa, yaitu Rp.120 rb.
Namun, lagi- lagi karena hujan masih berlanjut, di BNS kami tidak bisa menaiki semua wahana. Permainan yang bisa dipakai hanya yang indoor. Seperti halnya para babies: Musya dan Izzan bermain di arena Kid Zone. Sedangkan para rombongan mencoba uji nyali di Rumah Hantu. Dan aku sendiri ikut serta pada wahana 4 dimensi, karena hanya itu yang menarik bagiku.
Aku dan para ladies juga mencoba wahana perahu yang muter- muter, sedangkan para gentlemannya mencoba permainan perang laser.
Setelah menikmati wahana di BNS, kami masih disuguhi pertunjukan air mancur joged yang dihiasi sinar laser serta dihibur para penari ditempat food court. Suasananya sangat meriah sekali, meski aku tidak bisa menonton sampai selesai, karena si Musya mulai rewel dan mengantuk.
Jam 20.30 wib kami pulang dari BNS. Sampai Tumpang jam 22.00 wib. Begitu sampai kami langsung istirahat.
*Hari ke-2: Sabtu, 28 Desember 2019
Di hari kedua, kami sempatkan bersilaturahim ke keluarga Tumpang. Yaitu ke rumah Lek Ghulam, lek Samsul, Fuad, Lek Suudah.
Rumah Lek Ghulam |
Berkah ziaroh haji |
Kediaman Fuad |
Rumah abah Imam |
Rumah Lek Suudah |
Rumah Kholili |
Rute wisata di hari kedua adalah ke daerah Turen. Kami mengunjungi pemandian Boon Pring serta masjid Tiban. Dengan mengendarai mikrolet, kami berangkat jam 10.00 wib.
Boon Pring merupakan tempat wisata yang terbilang baru serta murah meriah. Tiket masuknya hanya Rp.10K. Pemandangannya juga cukup instagramable, hanya saja untuk kolam renang dewasanya hanya sedalam 1m. Jadi lebih banyak anak- anak yang berenang.
Jam 13.00, kami menuju masjid Tiban. Yaitu masjid yang menurut info kemunculannya tiba- tiba ada, sehingga dinamakan masjid tiban. Konon, ketika membangun masjid tersebut tanpa menggunakan alat berat, sehingga penduduk sekitar tidak mengetahui adanya bangunan besar nan mewah tersebut. Subhanallah... MasyaAllah...Allahu akbar
*Hari ke-3: Ahad, 29 Desember 2019
Hari yang ditunggu- tunggu pun mulai tiba, yaitu menuju Bromo. Namun ada beberapa hal, sehingga jadwal keberangkatan kami diundur yaitu setelah dhuhur jam 2 siang.
Sambil menunggu waktu, usai sarapan, kamipun menikmati candi Jago yang letaknya kurang lebih 300 m di belakang rumah. Kemudian para rombongan istirahat lagi, mengumpulkan energi hingga sholat dhuhur tiba.
Pukul 14.00, kami siap berangkat dengan 3 jeep dengan jumlah rombongan 19 orang (+ orang: Alya dan Amin). Perjalanan melalui arah desa Wates, Gublukakah, melewati coban Pelangi dengan kondisi jalan yang naik turun. Terkadang mobil jeep harus bergantian dengan arah lawan, mengingat jalanan sempit, licin, penuh tikungan tajam. Pokoknya selama perjalanan, ada rasa sedikit was- was, karena melihat jurang- jurang, tanjakan & turunan yang mencapai sudut 70o. Tapi kami sangat menikmati pemandangan yang luar biasa, di sisi kanan dan kiri mobil. MasyaAllah...indah sekali.
Dan alhamdulillah, setelah satu jam lebih perjalanan, tempat pertama yang kami jumpai adalah bukit Teletubies. Kami semua berfoto disana.
Selesai berfoto ria, kamipun melanjutkan perjalanan ke gunung bromo. Jam 16.30 wib, kami sampai dan langsung berjalan ramai- ramai menuju ke atas.
Dari tempat parkir Jeep, sebenarnya banyak ditawarkan kendaraan kuda yang bisa mengantar sampai bawah tangga yang menuju puncak Bromo dan harganya lumayan menguras kantong. Kamipun memilih berjalan kaki.
Sesampai di kaki gunung Bathok, aku dan si Bocil menggelar tiker, makan, & minum menikmati indahnya pemandangan sekitar gunung Bromo yang berpasir.
Sedangkan rombongan lainnya, begitu semangat meneruskan perjalanan hingga puncak Bromo, demi mewujudkan foto dengan kostum ala wisudawan di puncak gunung bromo. Bravooo.....
Piknik ala Musya |
Sedangkan rombongan lainnya, begitu semangat meneruskan perjalanan hingga puncak Bromo, demi mewujudkan foto dengan kostum ala wisudawan di puncak gunung bromo. Bravooo.....
Menjelang maghrib, aku, musya, dan ainun beranjak menuju parkiran. Karena suasana Bromo mulai gelap, hawanya semakin dingin, dan Ainun juga akan berbuka puasa Daud. Dan untuk menghemat energi, kami naik ojek, yang lumayan cukup murah dibanding naik kuda, yaitu Rp.25K. Alhamdulillah, sampai mobil Jeep pas adzan maghrib.
Langit tampak semakin gelap, sedangkan para rombongan belum turun juga dari gunung Bromo. Pak sopir mulai komplen," Bu, yang lain kok belum turun, mereka bisa ibu hubungi bu?", "Iya pak, mereka lagi jalan turun", jawabku ke pak sopir. Terlihat di gunung Bromo, lampu senter putih yang bergerak turun.
Jam 18.30 wib, kamipun pulang dengan suasana jalanan yang sudah gelap sekali, tanpa ada lampu dipinggir jalan, hanya lampu mobil jeep rombongan. Dan alhamdulillah, kami sampai dengan selamat di desa Tumpang jam 20.00 wib.
Berikutnya para rombongan makan malam dirumahku lalu istirahat di home stay
*Hari ke-4: Senin, 30 Desember 2019
Di hari terakhir, para rombongan sarapan di rumahku dengan menu sego empok ( Nasi Jagung), makanan khas kota Malang. Selesai sarapan kami semua pamit dengan abah ibukku, serta pemilik home stay mas Dhani.
Jam 7.30 wib, rombongan ke Malang dengan menyewa 2 mobil angkot menuju stasiun Malang.
Depan rumah kudusan |
Jam 7.30 wib, rombongan ke Malang dengan menyewa 2 mobil angkot menuju stasiun Malang.
Sesampai di Malang, kami terbagi menjadi 3 rombongan:
1. 6 orang ke jakarta: tiket jam 9.00 wib
2. 5 orang ke terminal Malang arjosari: madura, probolinggo, bungurasih
3. 5 orang ke kampung tridi: lanjut ke kediri (tiket jam 9.30wib) dan bangil (tiket jam 12.50)
Rombongan ke- 3 (Aku, Musya,Ainun, Ubay,& Uyun) lanjut ke kampung tridi yang berjarak 500 m dari stasiun Malang.
Melepas kereta rombongan menuju Jakarta dari kampung warna- warni |
Alhamdulillah, tahun ini bisa menikmati wisata di Kota sendiri. Dan masih ada banyak lagi wisata yang belum pernah dikunjungi. Mudah- mudahan Allah masih memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan alam ciptaan-Nya, tentunya bersama keluarga, kerabat, dan sahabat- sahabat tercinta. Aamiin.
Berikut ini video lengkapnya,detik- detik perjalanan kami menuju Gunung Bromo, check it out!!
Berikut ini video lengkapnya,detik- detik perjalanan kami menuju Gunung Bromo, check it out!!
Artikel lainnya :
. "Mudik Akhir Tahun yang Singkat nan Penuh Berkat"
. "Mudik Akhir Tahun yang Singkat nan Penuh Berkat"
Komentar