Ketika Siswi Santa Ursula Mondok di Asshiddiqiyah??!


# Mengenal SMA Santa Ursula#

Ketika mendengar sekolah Santa Ursula, sudah terbayang bahwa sekolah tersebut pastilah sekolah kristen. Tetapi kalau masalah lokasinya dimana, aku baru tahu setelah suster Windy ( kepala sekolah SMA Santa Ursula) menyebutkan bahwa sekolahnya di belakang gereja Katedral.

Hmmhhh....kalau gereja Katedral, aku sering lewat. Yups....gereja yang berhadapan langsung dengan masjid Istiqlal. Bangunannya seperti bangunan ala eropa kuno gituh. Sangat khas sekali.

Yang membuat takjub lagi, saat suster Windy menyatakan, "Kami baru saja berulang tahun yang ke-160, jadi meski sudah berumur sangat tua sekolah dan bangunannya, tetapi kami selalu mengikuti arus sesuai zaman millenial seperti saat ini".

Tak heran, alumni sma santa ursula, banyak yang menjadi publik figure seperti: Marta Tilaar, Rosiana Silalahi, Merry Riana,dsb.

Program unggulan mereka diantaranya adalah program RETRET yang dilakukan kelas 12, dan program Live in di kelas 11. Program tersebut dilakukan untuk siswa nya dalam rangka untuk mengembangkan jiwa spritual dan sosial.

Mengapa Asshiddiqiyah yang terpilih untuk program Retret santa Ursula? Rupanya, testimoni dari sekolah Kanisius yaitu sekolah katolik khusus laki- laki, pernah melakukan program retret setahun yang lalu. Tidak tanggung- tanggung, ada 30 siswa katolik mondok di Asshiddiqiyah selama 3 hari. Dan mereka sangat antusias dan berkesan selama tinggal di pondok.

Bahkan, bulan oktober ini, mereka mengundang santri Asshiddiqiyah untuk pertandingan bola pakai sarung, untuk mengenang masa- masa ketika mereka harus pakai sarung selama di Asshiddiqiyah. 

Atas rekomendasi dari sma Kanisius, maka SMA Sanur (sebutan untuk Santa Ursula) mengirimkan 6 siswinya untuk program retret di Asshiddiqiyah. Dan alhamdulillah, ke- 6 siswi tersebut muslimah semua, sehingga kami tidak repot dalam menyusun program kegiatan mereka selama mondok kilat. Aku lebih senang menyebut program retret dengan sanlat (Pesantren Kilat)

#Awal Kedatangan Tamu#

Hari Rabu, 3 Oktober 2018, jam 14.00 wib,  kami menyambut para tamu dari SMA Santa Ursula. Mereka ada 6 siswi yang semuanya muslimah. Dan yang mengantar adalah kepala sekolah Suster Windy, bu Titin ( guru Kimia), serta pak Bahja ( guru BK).

Ketika para tamu sowan ke rumah Abah kyai & bunyai, beliau sedang istirahat. Walhasil, saya, ustad Husni,& miss Kahfi, menemani para tamu hingga bertemu dengan kyai.

" Maaf, saya enaknya manggilnya apa ya?", demikian pertanyaan yang kuutarakan sambil menunjuk ke wanita paruh baya yang berpakaian lengkap baju biarawati. " Oh, silahkan, boleh panggil saya suster, ibu, terserah", jawabnya dengan ramah sekali.

Banyak hal yang kami perbincangkan. Kami saling menanyakan perihal sistem pendidikan atau peraturan masing- masing di sekolah kami. Seperti, bagaimana penanganan siswa yang membawa hp, karena di sekolah Sanur( sebutan Santa Ursula), siswa tidak diperbolehkan mengaktifkan hp selama jam sekolah, dll.

Bahkan kami berbincang tentang hal- hal yang lebih mendekatkan kami. " Suster windy aslinya dari mana?", pertanyaanku mencoba untuk lebih akrab.
" Kulo asli tiyang Jogja, orang tua dari Jogja, pernah di Surabaya 13 tahun, tapi saya lama tinggal di Bandung, lalu 1 tahun di Roma, dan sekarang tinggal di Jakarta", jawab beliau dengan logat kental jawa.

" Berarti, saget bahasa jawi nggeh", timpalku. "Nggeh, saget".
Baca selengkapnya Obrolan Menarik Bersama Tamu Santa Ursula

Selama kurang lebih 1 jam-an, kami berbincang di ruang tamu abah. Sangking asyiknya kami mengobrol, sampai tidak menyadari abah sudah berada di depan pintu ruang tengah.

Kamipun menghampiri abah, yang tengah bersiap menuju masjid untuk mengimami sholat Ashar.

" Sebelumnya kami ucapkan terimakasih pak kyai, karena sudah menerima murid- murid kami untuk mendapatkan pengalaman mondok di Asshiddiqiyah", demikian ucap suster Windy dalam menitipkan murid- muridnya kepada abah kyai.

Abahpun menerima dengan baik dan berterima kasih sudah mempercayakan kepada Asshiddiqiyah.
Tidak lama kemudian, para guru pengantar dari SMA Sanur pamit pulang setelah memastikan para muridnya sudah siap untuk ditinggal.

*Jadwal Kegiatan Sanlat"
Atas arahan dari bunyai, Enam siswi Sanur (Santa Ursula) bertempat di rumah beliau, tepatnya di lantai 2.
Oh ya, selama program sanlat, peserta tidak boleh membawa hp. Jadi semua hp dikumpulkan dan disimpan oleh mis Kahfi, selaku pendamping selama kegiatan.

Adapun jadwal kegiatan sanlat selama 3 hari, untuk kesehariannya, mereka bangun tidur, sholat tahajud dan sholat jama'ah di masjid sebagaimana yang dilakukan para santri. Yaitu bangun jam 03.30 wib dan tidur malam jam 22.00wib

Sedangkan materi yang mereka dapatkan selama 3 hari adalah sebagai berikut:
MATERI KEGIATAN RETRET SMA SANTA URSULA
SISWI  KELAS XII TAPEL 2018-2019
DI PONPES ASSHIDDIQIYAH JAKARTA

WAKTU
MATERI
PENGISI
Rabu, 2-10-2018
16.30- 17.30 WB

18.45- 19.30 WIB
20.45- 21.30 WIB

Pengenalan pesantren putri

Pengenalan Al- qur’an
Mengaji Kepesantrenan

Ustdz. Durrotun Nafisah,MM
Ustd Ali Adha, S.Pd.I
Ustd. Husni Mubarok,Lc
Kamis, 3-10-2018
05.00- 05.30 WIB

08.00- 10.00  WIB
10.30- 12.00 WIB

16.00- 17.30 WIB

18.45- 19.30 WIB
20.30- 21.30 WIB
21.30- 22.00 WIB

Pr aktik membaca fashih Al- fatihah
Memgaji Tauhid & Aswaja
Mengaji Fikih: Praktik wudhu & sholat
Mengaji kitab kuning: praktik pegon
Praktik membaca fashih Alfatihah 
Muhadhoroh, Maulid Diba’i
Sharing di kamar kelas 6

Miss Aulia Kahfi,S.Pd.

Gus Muhammad Rifa’i
Ustdz. Cholifah, Bcs

Ustd. Thahir Shadiq,Bcs

Ustd Ali Adha, S.Pd.I
Seluruh santri putri
Santri kelas 6
Jum’at, 4- 10- 2018
05.00- 05.30 WIB
08.30- 09.30 WIB

09.45- 11.15 WIB

14.00 WIB

Mengaji Alqur’an 3
Mengaji tarikh: Sejarah kehidupan Rosulullah
Kajian Remaja: Santri unggul,Muslimah gaul
Pulang

Miss Aulia Kahfi,S.Pd.
Ust. Syauqul Muhibbin,S.Pd.I

Ust. Eki Fitriyadi, S.Pd

# Pertemuan session pertama#

Pengalamanku, ketika mengisi waktu bersama mereka dalam tema "Pengenalan pesantren putri".

Pertanyaan pertama yang kulontarkan adalah:
" Apa yang ada di benak kalian tentang pesantren?". Aku meminta pendapat mereka satu persatu

"Aku punya teman yang pernah masuk pesantren, dia cerita kalau di pesantren jadwal kegiatannya padet, bangunnya pagi banget, waktu istirahatnya juga sedikit. Trus temen aku keluar setelah mondok setahun, karena ga betah", jawab salah satu siswi.

" Kalau menurutku, di pesantren itu banyak ngajinya, sholatnya juga banyak, ga hanya 5 waktu, terus hafalannya banyak, gitu deh.." kata siswi berikutnya.
Suasana ta'lim di masjid

Jadwal padat, lelah, hafalan,dll, rupanya telah ada dalam pikiran mereka tentang pesantren.
"Yakinlah adik- adikku sekalian, bahwa ilmu agama itu adalah ilmu yang akan mengantarkan kebahagiaan kita pada kehidupan saat ini bahkan sesudah kita mati. Jadi meski yang terlihat adalah kelelahan dan hal yang tidak mengenakkan buat santri, karena serba ngantri. Sesungguhnya, ada banyak sekali pelajaran- pelajaran yang bermanfaat untuk bekal di masa depan mereka nanti", mereka tampak serius mendengarkanku.

Aku melanjutkan, " Diantara kelebihan seorang santri adalah mereka siap ditempatkan dimanapun dan dalam kondisi apapun. Hidup enak mereka siap, hidup tidak enakpun mereka tetap tangguh. Karena santri biasa tinggal di pondok, yang berasal dari kata "funduq" yang artinya hotel. Yaitu hotel yang full musik".
Suasana ta'lim di pendopo
Wajah para siswi sanur pun terheran- heran,

"Maksudnya hotel full musik?", salah seorang bertanya.

" iya, full musik dengan suara nyamuk di sana- sini. Apalagi sekarang lagi musim nyamuk", jelasku, lalu disertai dengan suara koor mereka "ooooohh..", sambil mengangguk- anggukkan kepala.

Dalam kesempatan itu, kami lebih banyak sharing tentang hal- hal keseharian mereka. Seperti saat aku tanyakan " Siapa diantara kalian yang sholatnya masih bolong- bolong?", ternyata mereka semua angkat tangan.

Akupun tersenyum" Oh..okey, kalau boleh tahu sholat apa nih yang sering bolong?"
Mereka pun menjawab dengan jawaban yang sama yaitu sholat dhuhur, dengan alasan bahwa waktu istirahatnya mepet dengan waktu sholat.

Baca selengkapnya Obrolan Menarik Bersama Tamu Santa Ursula


Aku berusaha untuk tidak menceramahi, tapi berusaha membantu membuka pikiran dan hati mereka, agar tumbuh rasa cinta dan tertarik untuk mengaji.

Kemudian aku sengaja menge"tes", mereka tentang do'a harian. "Ada yang hafal do'a mau belajar?", tanyaku
" kalau sedikit- sedikit saya inget miss", jawab salah satu murid sanur," coba kita baca do'a robisshrohli bersama- sama ya". Tampak mereka mengingat kembali do' a yang cukup umum dibaca ketika akan belajar. Ada 1 orang yang lumayan lancar, 2 orang lagi sedikit lancar "saya masih inget, karena dulu saya waktu smp negri, yang dibaca do'a itu" kata ifa.

Alhamdulillah, hati kecilku bersyukur. Ternyata mereka masih tahu do'a- do'a keseharian.  Dari do'a belajar, akan tidur, apalagi kalau do'a makan, mereka tambah hafal. Tinggal lebih menghayati lagi do'a yang mereka ucapkan.

Setelah kurang lebih satu jam berlalu, pertemuan materi pertamapun kami tutup dengan bacaan surat  Al- Ashr bersama- sama. Diantara mereka ada 3 orang yang bisa mengikuti.
" Dulu waktu di smp negri, do'a wal Ashri yang kami baca", jawab ifa saat ku puji " ifa pinter sekali bacanya".

Kamipun membacanya dengan pelan dan khusyu'. Mudah- mudahan Allah mengijabahi do'a kami semua. Aamin

# Sharing bersama seluruh santri#

Pada hari kedua, tepatnya Hari Kamis, malam jum'at, 4 Oktober 2018, ba'da sholat Isya' pukul 20.30. Kegiatan santri putri adalah muhadhoroh sekaligus membaca maulid diba'i.
Saat Muhadhoro & pembacaan maulid
Di musholah putri

Untuk petugas muhadhoroh adalah bergilir tiap kamar. Kali ini yang bertugas adalah kelas 6 atau kelas XII, akan tetapi yang membaca maulid diba'inya adalah para ustadzah serta penabuh hadrohnya dari ma' had aly.

Malam itu, terbilang cukup spesial, karena adanya tamu siswi- siswi dari Sanur.

Di akhir acara, para murid dari sanur maju berlima, karena 1 orang lagi masuk angin. Mereka satu persatu memperkenalkan diri, dari nama, jurusan yang mereka ambil di sekolah sanur, serta pesan dan kesan mereka selama di Ashiddiqiyah. Mereka ada yang memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris, ataupun bahasa Indonesia.

 Kemudian ada sesi tanya jawab. Tampaknya, para santri antusias sekali untuk bertanya. Hal ini tampak dari banyaknya santri yang mengacungkan tangannya. Namun pertanyaan dibatasi, mengingat waktu yang terbatas hanya sampai jam 10.00 wib. Ditambah lagi, keesokan harinya, santri masih ada ujian tengah semester.

# Penjemputan#

Sampailah pada hari terakhir mereka di Asshiddiqiyah, yaitu jum'at, 5 Oktober 2018, jam 14.00 wib. Kali ini yang menjemput mereka hanya pak Sumardi, yang sebelumnya sudah akrab sekali dengan abah kyai.

Ketika pamit pulang, obrolan hangat pun terjadi antara abah kyai, bunyai, dan pak Sumardi.

Setelah selesai ngobrol, ada penyerahan buku dari sanur untuk koleksi perpustakaan Asshiddiqiyah, lalu dilanjutkan sesi foto- foto.

Kunjungan siswi dari sanur telah membuktikan bahwa Pesantren selalu menjadi tempat yg teduh & sejuk bagi setiap orang. Dan pintu selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin memperdalam agama Islam.

Berikut ini adalah tulisan pesan & kesan para siswi Sanur selama menjalani sanlat 3 hari di Asshiddiqiyah
By ifa

By Kanya

By Keni

By Khiara

By Rafa

By Farah


Komentar