"Kampung Warna- Warni dan Kampung Tridi", Ikon Kota Malang


Siapa yang tidak tahu kota Malang, kota yang terkenal dengan julukan kota Apel ini, adalah kota kelahiranku. Aku bangga sekali menjadi "Arema alias Arek Malang", akunku banyak sekali yang menggunakan embel-embel Mlg, yang berasal dari kata " Malang". Alhamdulillah, meski aku orang Malang, tepatnya desa Tumpang, tapi aku adalah orang yang sangat beruntung, dan tidak bernasib malang. He..he...baca Welcome to Desoku Tumpang Malang.

Kali ini, kami sekeluarga mengunjungi ikon (simbol) kota Malang. Kalau sebelumnya ada Apel, Bakso, Cwi mie, Arema, Singo Edan, nah selanjutnya adalah kampung warna- warni dan kampung tridi di Jodipan Malang.

Kebetulan kami dari stasiun Malang kota baru untuk mencetak tiket balik ke Jakarta, setelah selesai urusan, kamipun mampir ke kampung yang menjadi salah satu destinasi wisata di kota Malang. Jaraknya juga dekat, sekitar 500 meter dari stasiun Malang.

Ketika memasuki kampung tridi, kami jumpai ibu- ibu yang sedang berjaga di pos pintu masuk. " Tiketnya Rp. 3000 ya pak perorang", demikian kata ibu penjaga pintu kampung tridi. Abi pun memberikan uang tiket masuk untuk 4 orang. Uniknya adalah, kami mendapat souvenir gantungan kunci dari kain flanel, bertuliskan "Kampung Tridi". Asha & Musya pun sangat antusias menerima souvenir tersebut.

Masuk ke kampung tridi, disana banyak disediakan spot- spot foto yang sangat menarik, terdengar juga musik dangdut koplo yang sengaja diputar untuk menyambut para pengunjung. Jalanan yang kami lewati ada yang naik dan turun, karena tempatnya seperti lereng disekitar kali Brantas Malang. Oleh karena itu harus hati- hati dalam melangkah, apalagi jika membawa anak kecil.

Sesekali waktu, kami bisa melihat kereta yang melintas di bagian atas, serta memandang ke bawah, atap rumah penduduk yang penuh dengan warna- warna cerah.

Ketika kami mau sholat, kamipun ke bawah, menyusuri rumah penduduk untuk mencari musholah. Kami melewati rumah penduduk yang, rata- rata minimalis, namun rapih,bersih, dan penuh warna serta banyak gambar 3 dimensi yang menghiasi tembok rumah mereka. Akhirnya, kami pun menemukan mushola minimalis, dan sholat disana.

Hasil sercing di google, Kampung Wisata Jodipan adalah kampung yang digagas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sekelompok mahasiswa ini menggandeng program corporate social responsibilities perusahaan cat untuk mewujudkan kampung tersebut. Merekalah yang memiliki ide brilian untuk menyulap kawasan kumuh ini menjadi penuh warna

Yang menarik perhatian lagi adalah jembatan kaca yang menghubungkan kampung tridi dan kampung kampung warna- warni. Jembatan bercat emas ini diklaim menjadi jembatan pertama di Indonesia, dan resmi dibuka oleh pemerintah Kota Malang pada hari Senin, 9 September 2017.

Di jembatan setinggi 9,5 meter ini pun, kami memuaskan penasaran kami dengan berfoto ria bersama para pengunjung- pengunjung lainnya.

Jembatan kaca yang cukup fenomenal ini, memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,25 meter. Tertulis disana bahwa jembatan tersebut hanya mampu menampung maksimal 50 orang dan menanggung beban 250 kg.

Setelah asyik menikmati pemandangan dari atas jembatan, kamipun menyebrang ke kampung warna- warni. Di bagian bawah jembatan, ada ibu- ibu penjaga perbatasan kampung tridi dan kampung warna- warni.

Sama halnya dengan kampung tridi, untuk masuk ke kampung warna- warni, kami harus membayar Rp.3000 per- orang. Dan kamipun mendapatkan souvenir, tapi kali ini souvenirnya berupa stiker yang bertuliskan kampung warna- warni.
Ternyata kampung warna- warni ini, ada terlebih dahulu sebelum kampung tridi. Yaitu lebih tepatnya resmi dibuka pada 4 september 2016 dan diresmikan langsung oleh walikota Malang.

Adanya Kampung tridi dan Kampung warna- warni di Malang ini juga punya sebutan "Jodipan de Jenero", karena terinspirasi kota " Rio de Janeiro" yang ada di Brasil sana. Kota Malangpun ikut terkenal karena pemandangan di Jodipan ini tak kalah indah dengan yang ada di luar negri sana. Hal ini terbukti, dari beberapa bule yang kami temui ketika menyusuri kampung tridi & warna- warni.

Kami turut berbangga, karena kota Malang semakin kaya dengan tempat wisatanya. Dan harapan kami, mudah- mudahan semakin banyak tumbuh berkembang juga wisata religinya.


Baca juga:

Rute mudik 2018, Dari Bangkodir sampai Arema


Komentar