Ini adalah sebuah catatan tausiyah yang disampaikan oleh Ki Syahdan dalam acara Rihlah keluarga besar Aliyah Asshiddiqiyah. Pada hari Ahad, 23 Desember 2018 pukul 19.00 Wib, di Villa Kencana Puncak Bogor.
Dalam kitab Al-kabair karya imam adz-dzahabi, dikisahkan seorang saudagar dari Makkah hendak pergi ke Madinah. Sebelum pergi ke Madinah, saudagar tersebut menitipkan uang kepada seseorang yang terkenal amanah dan shalih di kotanya. Anggap saja namanya si Fulan bin Fulan.
Singkat cerita, sang saudagar pulang dari Madinah dan mendapat kabar bahwa si Fulan meninggal dunia.
Lalu bertanyalah saudagar kepada istri Fulan " Apakah ibu tahu dimana Fulan menyimpan uang saya?", istri Fulan pun menjawab " Maaf mas saya nggak tahu, dimana suami saya naruh uang". ( Dialog & dialek versi Ki Syahdan).
Lalu bertanyalah saudagar kepada istri Fulan " Apakah ibu tahu dimana Fulan menyimpan uang saya?", istri Fulan pun menjawab " Maaf mas saya nggak tahu, dimana suami saya naruh uang". ( Dialog & dialek versi Ki Syahdan).
Sang istri tidak mengetahui sama sekali dimana suaminya menyimpan uang si saudagar.
Kemudian, si saudagar menemui salah satu ulama dan berkonsultasi kepadanya.
Ulama tersebut memberikan saran, "Nanti malam, pergilah ke sumur zam- zam, lalu panggillah nama orang yang kamu titipi harta di sumur itu. Jika dia ahli syurga, maka dia akan menjawab panggilanmu".
Ulama tersebut memberikan saran, "Nanti malam, pergilah ke sumur zam- zam, lalu panggillah nama orang yang kamu titipi harta di sumur itu. Jika dia ahli syurga, maka dia akan menjawab panggilanmu".
Saudagarpun melaksanakan saran sang ulama. Namun, panggilan saudagar di sumur zam- zam tidak ada jawaban, meski sudah memanggil si Fulan bin Fulan sebanyak 3 kali.
Lalu si saudagar menemui kembali sang ulama, dan menceritakan pengalamannya. "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un", kata ulama Makkah.
" Aku khawatir, jika orang yang kamu titipi harta adalah ahli neraka. Sekarang pergilah ke Yaman. Di sana, ada Sumur Barhut, dimana tempat berkumpulnya arwah- arwah penghuni neraka. Pergilah ke sumur Barhut pada malam hari, dan panggillah nama orang yang kau titipi harta.
Maka pergilah si saudagar ke Yaman dan melaksanakan saran dari sang ulama. Dan benarlah yang dikatakan ulama tersebut. Begitu nama Fulan bin Fulan dipanggil sekali, menyahutlah si Fulan.
Lalu saudagarpun bertanya, " Hai Fulan, dimanakah kau menyimpan hartaku?". " Aku pendam uangmu di dekat pohon di belakang rumahku, ambillah disana", jawab Fulan.
Si saudagar masih penasaran, "Wahai Fulan, mengapa arwahmu berada di sumur Barhut, padahal engkau adalah orang yang sangat amanah dan sholih".
Si Fulan pun menjawab, "Saat aku hidup, aku memang rajin ibadah dan amanah. Akan tetapi aku memiliki saudara perempuan, sedangkan aku tidak memperhatikannya serta menjauhinya. Perbuatanku itulah yang menyebabkan aku mendapatkan Adzab di alam kubur".
Demikianlah kisah betapa pentingnya silaturahim dan termasuk dosa besar bagi yang memutusnya.
Rosululullah sendiri telah bersabda: " Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan (silaturahim)". (HR Bukhari & Muslim)
Mudah- mudahan acara rihlah keluarga besar Aliyah Asshiddiqiyah menjadi sarana dalam memperkuat tali silaturahim. Aamiin
Artikel lainnya :
Ketika Siswi Santa Ursula Mondok di Asshiddiqiyah??
Artikel lainnya :
Ngepo-in Negeri Taiwan "Naga Kecil Asia"
Ketika Siswi Santa Ursula Mondok di Asshiddiqiyah??
Komentar