Siapa yang tidak tahu dengan julukan "Naga kecil Asia" (Aku pasti ngacungin tangan). Julukan ini baru aku ketahui setelah sercing di mbah google tentang julukan negara Taiwan.
Gara- gara dikunjungi orang Taiwan, akhirnya aku penasaran juga untuk ngepo-in Taiwan. Ternyata, secara tidak langsung aku banyak terhubung dengan negara yg ingin memisahkan diri dari China tersebut. Diantaranya adalaaaah...eng..ing..eng... Presiden Taiwan adalah seorang wanita, dan tanggal lahirnya sama dengan akyu,huk..huk..huk( sampai batuk- batuk nih, he..he..). Nyambung nggak sih....sambungin aja ya! (Maksain pake ilmu gothak gathik gathuk, kata Gus Nadhir penulis buku"Tafsir Alqur'an di Medsos")
Hari Kamis, tanggal 31 agustus 2017, rombongan satu bis yang membawa 30 mahasiswa & mahasiswi Taiwan mampir ke Asshiddiqiyah, dalam rangka kunjungan ke pondok pesantren. Yang membawa rombongan adalah pengurus Fatayat NU. Tidak ada misi khusus, hanya sekedar kunjungan dan memperkenalkan budaya Taiwan.
Kedatangan mereka disambut hangat sekali di rumah abah kyai. Disana mereka memperkenalkan Taiwan, karena banyak orang yang tidak tahu tentang negara kecil itu. Diantaranya adalah merk produk elektronik mereka yang sudah terkenal, seperti Acer, Asus, HTC,dll. Kebetulan laptop pondok yang dipakai untuk presentasi bermerk Acer.
Aku jadi tersadar bahwa aku pengguna merk itu, untuk hp ku yang lama, dan laptop ku saat ini. Meski aku, jujur saja kurang puas dengan merk itu. Tapi mau tidak mau, aku adalah pengguna produk mereka.
Mereka juga mengajarkan kata dalam bahasa Taiwan,seperti "to- sya" (makasih), tapi yang paling aku inget adalah kata "san" yang artinya hebat. Karena di akhir presentasi mereka, mengucapkan "Taiwan San". Abah kyai pun menyahuti " Indonesia san". Lalu semuanya pun bertepuk tangan.
Setelah acara sambut menyambut di rumah kyai, rombongan Taiwan sudah ditunggu para santri di lapangan. Panggung anak santri, sisa lomba takbir semalam, dimanfaatkan untuk acara pertunjukan budaya Indonesia- Taiwan.
Para santri menampilkan ciri khas kepesantrenan seperti nasyid dan marawis, dan tari budaya betawi, Kinan Kilaras. Salah seorang penari malah mengajak 2 tamu taiwan untuk menari di panggung. Para penontonpun semakin bersorak sorai.
Adapun penampilan dari Taiwan juga tari kebudayaan mereka. Tariannya ada kungfu- kungfunya, dengan menggunakan pedang, serta ada akrobat- akrobatnya. Sangat menarik dan sedikit menegangkan. Di akhir tariannya, salah seorang dari mereka mempersembahkan kaligrafi tulisan cina yang kemudian diserahkan ke abah kyai.
Yang unik, para tamu dari Taiwan adalah mereka mempersembahkan lagu dari Indonesia, yang kami sendiri aja belum tentu hafal, yaitu lagu Yamko rambe yamko. Selesai menyanyikan lagu daerah dari Papua tersebut mereka meneriakkan "Kami cinta INDONESIA". Seluruh penontonpun bertepuk tangan, dan para santri putri meneriakkan yel- yel " WOW, kasih W, kasih O, kasih W, WOW". Suasana semakin mengakrabkan para tamu dengan para santri.
Kedatangan tamu bermata sipit, sebenarnya nggak terlalu mengherankan sih. Karena di Indonesia, Jakarta pada khususnya, dimana- mana sering menjumpai etnis yang dikenal dengan Tionghoa ini. Bahkan anakku sendiri si Asha, juga bermata sipit. Makanya, waktu Asha foto dengan tamu dari Taiwan. Asha serasa ketemu sodara semoyangnya. Hi..hi..hi...
Ada si Ema Lim, shelly dkk, mereka gemes lihat asha. Makanya ngajakin foto selfi
Ada oscar , Lalu si Ling, penari kungfu yang ga bisa makan pedas,dll.
Kemudian, lanjutan kedatangan tamu Taiwan ini adalah acara lomba "Nyabar", alias " Nyate Bareng", pada hari Sabtu,1 September 2017 . Dalam hal ini, sebenarnya panitia qurban Asshiddiqiyah mengundang para dubes dari berbagai negara untuk ikut serta meramaikan acara tersebut.
Negara- negara yang di undang adalah negara yang pernah menjalin kerjasama dengan Asshiddiqiyah dibidang pendidikan seperti Amerika, Australia, Singapore,Malaysia,Taiwan,Thailand, dari negara- negara arab seperti Mesir, Arab saudi, Libanon,Palestina, Maroko, Yaman,dll. Namun sayangnya, dari sekian banyak undangan yang disebar, hanya ada 2 negara yang bisa hadir dalam acara "Nyabar" tersebut, yaitu Singapore dan Taiwan.
Tamu yang diundang memang tidak harus Muslim, seperti halnya perwakilan dari dubes Singapore yang memang non muslim. Dan uniknya, perwakilan dubes Taiwan adalah muslim. Padahal mayoritas penduduk Taiwan adalah penganut konfusianis,tao, dan Budhis. Beliau adalah mr. Ismail Mae dan istrinya Mrs. Amaliyah/ Emily.
Mr. Ismail adalah seorang kanselor dibidang Ekonomi dan perdagangan. Beliau asli dari keluarga muslim Taiwan, dan pernah belajar di Libanon selama 12 tahun. Pantas saja, ketika beliau ngobrol dengan gus Ayus, lebih dominan dengan bahasa arabnya, dibanding bahasa Inggrisnya. Sedangkan mrs Emily, seorang muallaf ketika menikah dengan mr Ismail, dan dikaruniai 2 anak, perempuan dan laki- laki, masing- masing berumur 18 dan 19 tahun. Mrs Emily hanya sedikit bisa berbahasa Indonesia, sehingga kamipun lebih banyak menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.
Mrs Emily pernah tinggal di Arab Saudi mengikuti suami yang bertugas disana selama 7 tahun, dan pergi haji sebanyak 4 kali bersama anak- anaknya. Beliau pernah menjadi guru mandarin, dan negara yang sangat disukai adalah Indonesia. Karena meski di Arab Saudi adalah negara Islam, beliau lebih suka muslim Indonesia yang santun, sopan, dan banyak senyum. Mrs. Emily berpesan khusus kepadaku" Nafisah, Kamu harus pergi ke Taiwan sana", aku jawab, " Insya'allah, I will".
Aku bercerita bahwa aku punya murid yang saat ini berada di Taiwan, karena aku teringat salah satu murid di ma'had aytam menyapa di FB-ku, dan dia berada di Taiwan. Sebenarnya ada 2 anak, mereka alumni dari ma'hadul aytam Asshiddiqiyah. Disana mereka bekerja di pabrik, tepatnya kalau Syaiful di pabrik ban " Sail Machinery" di Changhwa, sedangkan Hasyim tempat kerjanya di Tainan. Entah bagaimana ceritanya mereka disana, yang jelas mereka termasuk hebat, berani mengais rezeki di negri orang di usia yang masih sangat muda.
Yang lebih menakjubkan lagi, ketika beberapa hari yang lalu, ketika tanggal 10 Muharam 1439H, yaitu lebaran anak yatim. Seperti biasa, Ma'hadul Aytam menyelenggarakan acara santunan anak yatim. Karena acara tersebut merupakan acara mandiri, maka pencarian dananya dilakukan dengan segencar gencarnya dan menuju ke berbagai penjuru, termasuk diantaranya adalah alumni dari ma'had aytam itu sendiri.
Diantara donaturnya adalah mereka berdua, fast respon pun bersambut " Maaf ustad, kami hanya bisa mengirimi Rp..(sensor)" demikian katanya lewat Whatsup. Subhanallah, aku cukup kagum dengan kedermawanan mereka. Mudah- mudahan mereka selalu mendapat keberkahan,rezeki yang melimpah ruah, terkabulkan semua hajatnya, dimudahkan semua urusannya, serta mendapat kesuksesan dunia dan akhirat. Aamiin ya robbal 'alamin.
Berikutnya, kalau aku dan abi sudah menuntaskan porsi haji kami, semoga Allah mentakdirkan kami sekeluarga bisa bersilaturahim dan bertadabur alam ke negeri Taiwan alias negeri Naga Kecil Asia. Aamiin. Demikian sekilas KEPO tentang "negeri Naga Kecil Asia". Sekian dan terimakasih.
Baca juga:
Gara- gara dikunjungi orang Taiwan, akhirnya aku penasaran juga untuk ngepo-in Taiwan. Ternyata, secara tidak langsung aku banyak terhubung dengan negara yg ingin memisahkan diri dari China tersebut. Diantaranya adalaaaah...eng..ing..eng... Presiden Taiwan adalah seorang wanita, dan tanggal lahirnya sama dengan akyu,huk..huk..huk( sampai batuk- batuk nih, he..he..). Nyambung nggak sih....sambungin aja ya! (Maksain pake ilmu gothak gathik gathuk, kata Gus Nadhir penulis buku"Tafsir Alqur'an di Medsos")
Hari Kamis, tanggal 31 agustus 2017, rombongan satu bis yang membawa 30 mahasiswa & mahasiswi Taiwan mampir ke Asshiddiqiyah, dalam rangka kunjungan ke pondok pesantren. Yang membawa rombongan adalah pengurus Fatayat NU. Tidak ada misi khusus, hanya sekedar kunjungan dan memperkenalkan budaya Taiwan.
Kedatangan mereka disambut hangat sekali di rumah abah kyai. Disana mereka memperkenalkan Taiwan, karena banyak orang yang tidak tahu tentang negara kecil itu. Diantaranya adalah merk produk elektronik mereka yang sudah terkenal, seperti Acer, Asus, HTC,dll. Kebetulan laptop pondok yang dipakai untuk presentasi bermerk Acer.
Aku jadi tersadar bahwa aku pengguna merk itu, untuk hp ku yang lama, dan laptop ku saat ini. Meski aku, jujur saja kurang puas dengan merk itu. Tapi mau tidak mau, aku adalah pengguna produk mereka.
Mereka juga mengajarkan kata dalam bahasa Taiwan,seperti "to- sya" (makasih), tapi yang paling aku inget adalah kata "san" yang artinya hebat. Karena di akhir presentasi mereka, mengucapkan "Taiwan San". Abah kyai pun menyahuti " Indonesia san". Lalu semuanya pun bertepuk tangan.
Setelah acara sambut menyambut di rumah kyai, rombongan Taiwan sudah ditunggu para santri di lapangan. Panggung anak santri, sisa lomba takbir semalam, dimanfaatkan untuk acara pertunjukan budaya Indonesia- Taiwan.
Para santri menampilkan ciri khas kepesantrenan seperti nasyid dan marawis, dan tari budaya betawi, Kinan Kilaras. Salah seorang penari malah mengajak 2 tamu taiwan untuk menari di panggung. Para penontonpun semakin bersorak sorai.
Adapun penampilan dari Taiwan juga tari kebudayaan mereka. Tariannya ada kungfu- kungfunya, dengan menggunakan pedang, serta ada akrobat- akrobatnya. Sangat menarik dan sedikit menegangkan. Di akhir tariannya, salah seorang dari mereka mempersembahkan kaligrafi tulisan cina yang kemudian diserahkan ke abah kyai.
Yang unik, para tamu dari Taiwan adalah mereka mempersembahkan lagu dari Indonesia, yang kami sendiri aja belum tentu hafal, yaitu lagu Yamko rambe yamko. Selesai menyanyikan lagu daerah dari Papua tersebut mereka meneriakkan "Kami cinta INDONESIA". Seluruh penontonpun bertepuk tangan, dan para santri putri meneriakkan yel- yel " WOW, kasih W, kasih O, kasih W, WOW". Suasana semakin mengakrabkan para tamu dengan para santri.
Kedatangan tamu bermata sipit, sebenarnya nggak terlalu mengherankan sih. Karena di Indonesia, Jakarta pada khususnya, dimana- mana sering menjumpai etnis yang dikenal dengan Tionghoa ini. Bahkan anakku sendiri si Asha, juga bermata sipit. Makanya, waktu Asha foto dengan tamu dari Taiwan. Asha serasa ketemu sodara semoyangnya. Hi..hi..hi...
Ada si Ema Lim, shelly dkk, mereka gemes lihat asha. Makanya ngajakin foto selfi
Ada oscar , Lalu si Ling, penari kungfu yang ga bisa makan pedas,dll.
Kemudian, lanjutan kedatangan tamu Taiwan ini adalah acara lomba "Nyabar", alias " Nyate Bareng", pada hari Sabtu,1 September 2017 . Dalam hal ini, sebenarnya panitia qurban Asshiddiqiyah mengundang para dubes dari berbagai negara untuk ikut serta meramaikan acara tersebut.
Negara- negara yang di undang adalah negara yang pernah menjalin kerjasama dengan Asshiddiqiyah dibidang pendidikan seperti Amerika, Australia, Singapore,Malaysia,Taiwan,Thailand, dari negara- negara arab seperti Mesir, Arab saudi, Libanon,Palestina, Maroko, Yaman,dll. Namun sayangnya, dari sekian banyak undangan yang disebar, hanya ada 2 negara yang bisa hadir dalam acara "Nyabar" tersebut, yaitu Singapore dan Taiwan.
Tamu yang diundang memang tidak harus Muslim, seperti halnya perwakilan dari dubes Singapore yang memang non muslim. Dan uniknya, perwakilan dubes Taiwan adalah muslim. Padahal mayoritas penduduk Taiwan adalah penganut konfusianis,tao, dan Budhis. Beliau adalah mr. Ismail Mae dan istrinya Mrs. Amaliyah/ Emily.
Mr. Ismail adalah seorang kanselor dibidang Ekonomi dan perdagangan. Beliau asli dari keluarga muslim Taiwan, dan pernah belajar di Libanon selama 12 tahun. Pantas saja, ketika beliau ngobrol dengan gus Ayus, lebih dominan dengan bahasa arabnya, dibanding bahasa Inggrisnya. Sedangkan mrs Emily, seorang muallaf ketika menikah dengan mr Ismail, dan dikaruniai 2 anak, perempuan dan laki- laki, masing- masing berumur 18 dan 19 tahun. Mrs Emily hanya sedikit bisa berbahasa Indonesia, sehingga kamipun lebih banyak menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.
Mrs Emily pernah tinggal di Arab Saudi mengikuti suami yang bertugas disana selama 7 tahun, dan pergi haji sebanyak 4 kali bersama anak- anaknya. Beliau pernah menjadi guru mandarin, dan negara yang sangat disukai adalah Indonesia. Karena meski di Arab Saudi adalah negara Islam, beliau lebih suka muslim Indonesia yang santun, sopan, dan banyak senyum. Mrs. Emily berpesan khusus kepadaku" Nafisah, Kamu harus pergi ke Taiwan sana", aku jawab, " Insya'allah, I will".
Aku bercerita bahwa aku punya murid yang saat ini berada di Taiwan, karena aku teringat salah satu murid di ma'had aytam menyapa di FB-ku, dan dia berada di Taiwan. Sebenarnya ada 2 anak, mereka alumni dari ma'hadul aytam Asshiddiqiyah. Disana mereka bekerja di pabrik, tepatnya kalau Syaiful di pabrik ban " Sail Machinery" di Changhwa, sedangkan Hasyim tempat kerjanya di Tainan. Entah bagaimana ceritanya mereka disana, yang jelas mereka termasuk hebat, berani mengais rezeki di negri orang di usia yang masih sangat muda.
Diantara donaturnya adalah mereka berdua, fast respon pun bersambut " Maaf ustad, kami hanya bisa mengirimi Rp..(sensor)" demikian katanya lewat Whatsup. Subhanallah, aku cukup kagum dengan kedermawanan mereka. Mudah- mudahan mereka selalu mendapat keberkahan,rezeki yang melimpah ruah, terkabulkan semua hajatnya, dimudahkan semua urusannya, serta mendapat kesuksesan dunia dan akhirat. Aamiin ya robbal 'alamin.
Berikutnya, kalau aku dan abi sudah menuntaskan porsi haji kami, semoga Allah mentakdirkan kami sekeluarga bisa bersilaturahim dan bertadabur alam ke negeri Taiwan alias negeri Naga Kecil Asia. Aamiin. Demikian sekilas KEPO tentang "negeri Naga Kecil Asia". Sekian dan terimakasih.
Baca juga:
Komentar