*Rencana dadakan yang manis*
Memiliki orang tua yang lengkap, keluarga yang komplit, merupakan anugerah yang istimewa. Sehingga rasa syukur yang luar biasa dan tak terhingga kami haturkan kepada Allah dan Rosulnya.
Dalam do'a setiap harinya, kami selalu memanjatkan do'a teruntuk orang tua- orang tua kami, agar mereka diberikan kesehatan, kekuatan, panjang umur, serta keberkahan dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua- orang tua kami, karena telah mendo'akan kami semua, sehingga Allah menjadikan hidup kami barokah dan dikaruniai keluarga sakinah, mawaddah, warrohma. Alhamdulillah.
Kali ini, keluarga Malang, abah, ibuk, adikku Amin, serta bulekku lek Ud, rombongan ke Jakarta, dalam rangka nengokin rumah baru adikku Roni yang ada di Karawang.
Sebelumnya, sama sekali tidak ada rencana khusus untuk berkunjung ke Jakarta. Namun karena ada beberapa peristiwa dan sesuatu yang istimewa, sehingga terwujudlah rencana yang mendadak dan manis, menurutku.
Seminggu sebelum keberangkatan," Fis, abah kepengen nang Jakarta, njalok diterno lek ud", demikian ujar ibuku di telepon.
Aku menyambut bahagia mendengarnya, karena kondisi abahku yang sering sakit, menyebabkan abahku jarang bepergian jauh.
" jarene lek ud isone tanggal 21 dino jum'at", cerita ibukku,
segera aku cek kalender," brarti niku minggu depan nggeh bu?"
Surprise bercampur bahagia kurasakan, karena sebentar lagi kedatangan orang tua.
Jum'at, 21 september 2018, menjadi pilihan untuk keberangkatan ke Jakarta. Sebenarnya, bukan tanpa alasan sih memilih tanggal tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah:
1. Roni baru saja keluar dari RS, karena keracunan makanan catering dari pabriknya
2. Mertua Alim yang dibekasi baru pulang haji
3. Tanggal 23 september adalah jadwal penengokan Riziq di pondok Karawang
4. Kangen cucu
5. Dan lain- lain ya gaess....
* Hari yang ditunggu...*
Perjalanan kereta Matarmaja Malang - Jakarta memakan waktu seharian. Sehingga kalau berangkat Jum'at, sabtunya baru sampai.
Tim penjemputan yang siap adalah Roni sekeluarga. Mereka berangkat dari Karawang, langsung menuju stasiun Pasar Senen.
Seluruh rombongan Malang diterima di rumah bulek Djazil serta menginap disana.
Karena kedatangan para mbah yang ingin menengok cucunya ini terbilang sangat singkat, sehingga kami mengatur skenario perjalanan yang se- efisien mungkin.
* Skenario perjalanan & eksekusinya*
Sesampai di rumah lek Zil, para mbah istirahat. Karena perjalanan kereta yang panjang cukup melelahkan.
Hingga waktu Ashar tiba, selesai sholat kami mulai mengeksekusi perjalanan.
Sebelumnya, sempat mampir ke rumah mbak Sri
Perjalanan pertama adalah ke Asshiddiqiyah 3, di Cilamaya,Karawang. Disana, kami disambut hangat oleh Gus Hasan & bunyai Ima. Subhanallah, sudah lama sekali tidak pernah main kesana, sekarang Asshiddiqiyah Karawang sangat luas, mewah, dan banyak bangunan- bangunan baru. Serta santrinya tentu tambah lebih banyak lagi, Alhamdulillah.
Tak lupa juga, mampir ke rumah lek Fathullah yang letaknya tidak jauh dari ponpes Ashiddiqiyah karawang, yaitu sekitar 500m. Rupanya lek fat baru menempati rumahnya kurang lebih 4 bulanan, setelah sebelumnya tinggal di area pondok.
Syukur Alhamdulillah, rumah lek fat lumayan cukup besar, halamannya luas, dan yang paling menarik adalah pohon mangga gajah yang ada di depan rumah.
Saat kami berkunjung, buah mangganya lebat sekali di atas pohon. Dan ukuran mangganya besar sekali, makanya dinamakan mangga gajah. Kalau tentang rasanya, jangan ditanya, enak banget, renyah, dan tidak terlalu masam untuk yang masih muda. Pokoknya cocok banget untuk rujakan maupun dimakan biasa.
Setelah dibawain mangga, dll, kami pun bertolak untuk menginap di rumah Roni. Perjalanan yang ditempuh selama 1 jam, meski sama- sama wilayah Karawang. Dan sampai dirumah Roni pun, malam sekali yaitu jam 00.00wib
*Hari ke-2 ( Ahad,23 September 2018)*
Pagi hari ba'da shubuh, jam 6.00 wib, aku dan abi, berboncengan pakai motornya Roni, demi bertemu dengan kesayangan kami kakak Riziq di pondok tercintanya Pesantren Tarbiyatul Wildan, Rawamerta Karawang.
Jarak antara rumah Roni di dekat terminal Klari dan Rawamerta ditempuh kurang lebih 15 menitan, pakai motor dan tanpa macet.
Dan Alhamdulillah, sesampai di pondok, Riziq sudah rapi, cuma mau sarapan, nasinya belum mateng. Lalu kamipun mampir di warung soto ditengah perjalanan kembali ke rumah Roni.
"Riziq betah dipondok ya?", tanya mbah ibuk saat dirumah Roni. Riziqpun mengeluarkan senyum khasnya, sambil menjawab dengan santai " iya, mbah".
Disalaminya satu-satu para mbah, lalu mengambil hp abi, dan searching di You tube, tentang sejarah zaman kerajaan majapahit.
Suasana di rumah Roni sangat tenang, karena jauh dari jalan raya. Para tetangganya yang ramah, semakin membuat betah setiap tamu yang berkunjung di komplek itu.
Para mbah pun bersantai, istirahat, sedangkan aku, abi, dan para bocil serta adikku Amin, bersiap- siap diantar kan Roni menuju Ramayana Karawang.
Jam 9.00, kami berangkat berpetualang ke arena bermain yang ada di lantai 3 Ramayana Mall.
Sudah jadi langganan, Asha & Musya mandi bola, lalu Abi dan Riziq naik bom- bom car, sedangkan Amin menyelusuri isi mall untuk mencari toko buku, namun tidak berhasil menemukannya. Padahal toko bukunya ada dipojok nyempil, kayak upil, makanya susah terlihat.
Momen terakhir, semua kumpul ditempat karaoke mini, yang merupakan tempat favorit abi berdangdut ria, dengan lagu- lagunya bang haji Roma Irama. "Aaaniiii....aaaaaniii.....ku cinta padamu...."(eeeee....aaaahhh...icikiwiiirrrr!!)
Kegiatan ritual riziq berikutnya adalah belanja dan makan- makan.
Sholat dhuhur, kami laksanakan di mushola kecil Ramayana, setelah itu baru nunggu mobil rombongan para mbah untuk mengembalikan rizik ke pondok.
Disela- sela menunggu jemputan, kami sempat bertemu wali santri Asshiddiqiyah yang kebetulan memondokkan anaknya di Tarbiyatul wildan juga, tetapi anaknya perempuan. Kamipun berfoto ria
Taklama kemudian, mobil grandmaxpun datang. Dua belas penghuni mobilpun meluncur menuju Rawamerta.
Selesai mengantar Riziq, kami segera berangkat lagi yaitu menuju rumah mertua Alim di Bekasi.
Perjalanan menuju bekasi termasuk lancar, sehingga ketika waktu maghrib kami sudah sampai di tempat tujuan.
Ini kali kedua, para mbah ke rumah mertua Alim. Yakni saat pernikahan Alim, dan yg kedua saat ziaroh haji ke mertua Alim.
Kami disambut sangat hangat sekali, dan pulang dibekali do'a dan oleh- oleh dari haji. Alhamdulillah.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan pulang dengan perasaan yang bahagia penuh syukur. Karena bisa bersilaturahim ke saudara- saudara dan pulang dengan sehat dan selamat.
*Hari ke-3*
Hari terakhir menginap di Jakarta, dimanfaatkan untuk silaturahim ke keluarga yang di Jakarta dan sekitarnya. Yaitu ke Batu ceper dan ke rumah Mbak Hamidah
Selain itu, aku dan Amin hunting HP ke ITC Roxy. Jadi, HP abahku itu sudah jadul bangeet, layarnya mati, baterenya soak, trus chargernya juga yang masih kayak tusukan jarum gituh.
Abahku, tipe orang yang simpel, makanya tidak mau HP yang neko-neko. Pokoknya, bisa terima telpon, ada tombolnya, dan ada Mp3 nya untuk mendengarkan murottal Alqur'an. Oh iya, satu lagi, harus bermerk N.O.K.I.A.
Walhasil, setelah muter- muter sama Amin, terbelilah Hp Nokia tipe 130. Hp dengan spec yang rendah, model jadul tapi termasuk mahal dibanding dengan merk lainnya. Yang penting sangat bermanfaat, Aamiin.
* Hari terakhir (Selasa, 25 September 2018)*
Sungguh tak terasa meski sudah 4 hari bersama. Dijenguk abah, ibuk, lek Ud,dan Amin, rasanya sangat kurang sekali.
Tetapi Alhamdulillah, semuanya diberikan kelancaran, dan kesehatan, sehingga waktu berjalan dengan nikmat sekali sampai tak sadar sudah berakhir.
Terimakasih mbah abah, mbah ibuk, mbah Ud, dan Ami Amin atas kunjungan singkatnya. Meski singkat tetapi manis terasa untuk di kenang. Mudah- mudahan para mbah sehat selalu, dan panjang umur, serta selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin ya Robbal A'lamin.
Komentar