Kaleidoskop Bayi- Bayi. Hamil dan Lahiran Massal 2017



Keberkahan tahun 2017, begitu menambah semangat di tahun 2018

Tahun 2017, menjadi keberkahan tersendiri, khususnya bagiku, dan keluarga besar Asshiddiqiyah Jakarta pada umumnya.

Bagaimana tidak, di tahun ganjil 2017 kali ini, telah mencetak rekor lahirnya generasi- generasi dari keluarga besar Asshiddiqiyah yang terbanyak, dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya.

Terdaftar dalam catatan, bahwa ada 15 bayi yang lahir dari keluarga besar Asshiddiqiyah. Dengan rentang waktu januari 2017 hingga januari 2018. Berikut ini catatan berdasarkan urutan waktunya:
1.  (Alwi) Ahmad alwi azkiya bin Fuad             Azkiya'
Putra dari Fuad Azkiya' (Alumni Aic          2004)
Lahir: 25 Januari 2017

                 Bersama Musya

2. Gendhis Marthawisuna Mubarok binti      Husni Mubarok
Putri dari pasangan Ust. Husni & Miss        Nayla
Lahir: 27 Januari 2017

3. Najma furaiah putri khairana binti            Khoiron
Putri dari Khoiron (alumni aic 2007)
Lahir: 31 Januari 2017

4. (Musya)
Abdullah Mughni Syakir bin                          Muchsonul Huda
Lahir: 21 Februari 2017

5. (Rosa) Robiatussa'adah abadiyah binti      Fauzi
Putri dari ust Fauzi dan umi Nita
Lahir: 11 Maret 2017

6. Muhammad abdulloh jamaluddin
Putra dari ust Amir dan umi Layli
Lahir: 20 Maret 2017

7. (Hanan) Muhammad raffasya Al                  Hanan bin Abdul Hamid
Putra dari ust Abdul Hamid & umi              Jamiliyah
Lahir:  24 april 2017


8. (Rayda) Aghitsina furayda affro binti        Rifa'i
Putri dari gus Rifa'i & umi Rofiqoh
Lahir: 26 april 2017


9. (Hani) Luluk Hanifah binti Achmad           Syaroni
Putri dari Achmad Sya'roni (alumni           Aic 2004)& umi Isnaini
Lahir: 23 Juni 2017

10. (Adiba)Nur adibah marhatu solehah         binti Edi Sukamto
Lahir:  21 september 2017

11. (Biya) Sabiya nasiera irhamsyah
Putri dari Naila & cucu dari ustad               Imam Syafi'i & umi Shofi
Lahir: 26 September 2017

12. (Rasheed)Adelard Rasheed                            fannaksara
Putra dari hj pipit & cucu bu Hj.                  Mardiyah (Oon) (keluarga Waqif)
Lahir:29 September 2017
13. 'Aqil Irsyad mustafeed bin ibnu                  Maisur
Putra dari ustad Ibnu Maisur dan umi        Robitoh
Lahir: 09 November 2017

14. Nadhifa noura aulia binti bu Azizah
Putri dari bu azizah
Lahir: 12 November 2017

15. Muhammad Nurul Arifin bin m nurul       Alim
      Putra dari Alim ( alumni Aic 2012)
      Lahir: 3 Januari 2018

Alhamdulillah bayi- bayi tersebut telah meramaikan jagat pondok pesantren. Mudah- mudahan kelak menjadi generasi penerus perjuangan para ulama dan kyai, menjadi ladang amal dan kebanggaan kedua orang tuanya, serta bermanfaat bagi agama,nusa, dan bangsa. Aamiiin.

Sedikit catatan sebagai pengingat, saat detik- detik aku melahirkan. Karena lahiran kali ini berbeda dengan yang pertama dan kedua.

Detik- detik melahirkan
Pagi itu, selasa,2 Februari 2017, aku diantar abi datang ke puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat. Sudah lama aku disuruh mengikuti senam hamil, yang diadakan tiap selasa di ruang lahiran lantai dua. Karena sudah sering ditegur karena nggak pernah ikut, akhirnya aku datang juga, karena aku khawatir jika melahirkan melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir).

Dua hari sebelumnya, aku sudah diwarning dokter, " ibu, kalau sampai hari kamis bayinya ga lahir juga, maka harus lahir paksa ya", "waduh, na'udzubilla ya Allah, mudahkan urusanku, izinkan aku melahirkan dengan normal, lancar, dan tanpa jahitan", dalam hati ku berdo'a.

Setelah mengikuti senam hamil, aku mengalami flek ( keluar darah). Ketika diperiksa suster, katanya sudah pembukaan satu, tapi aku nggak merasakan mules sama sekali. Bidan menyuruhku untuk menunggu 2 jam di puskesmas, karena khawatir akan nambah lagi pembukaan.

Abi pun menelpon mbak sri ( kakak sepupuku) untuk nungguin aku di puskesmas. Lalu Mbak Sri datang bersama putri cantiknya Dini, untuk menemaniku.

Semua orang pasti setuju bahwa " Menunggu adalah waktu yang paling membosankan". Tapi untungnya, aku ditemani mbak Sri dan Dini yang baik hati, sehingga menunggu selama 2 jam pun tak terasa.

Kamipun berjalan- jalan di sekitar puskesmas, belanja di *lf*mar*, bahkan makan bakso di T**oti. Semua itu kami lakukan demi agar aku menambah mules dan cepat lahiran.

Setelah 2 jam, pembukaan nggak nambah, harusnya aku diperbolehkan pulang. Tapi masalah yang lain muncul, detak jantung bayi berdetak kencang diatas normal. Akupun harus dibantu oksigen melalui hidung dan menunggu selama satu jam, agar detak jantung bayi berdetak normal.

Setelah satu jam aku di oksigen, bidan mengecek detak jantung bayi dalam perutku. Dan alhamdulillah, detak jantung bayi normal. Tapi hal tersebut masih belum mengizinkanku untuk pulang. Aku harus menunggu satu jam lagi, untuk memastikan detak jantung bayi tetap normal meski tanpa aku dipasang oksigen.

Setelah satu jam kemudian, bidan memeriksa detak jantung bayiku, dan walhasil, detak jantungnya sangat kencang diatas normal, sedangkan pembukaan masih satu.

Menurut analisis bidan bahwa detak jantung bayi yang kenceng itu menandakan bayi pengen keluar, tapi tidak terjadi pembukaan pada jalan lahir.Khawatir terjadi apa- apa dengan bayiku, akhirnya bidan memutuskan agar aku dirujuk ke Rumah sakit, karena di puskesmas peralatannya kurang lengkap.

Pukul 17.30, aku dipersiapkan menaiki ambulan menuju Rumah Sakit Bhakti Mulia (RS BM) di Jl.Gatot Subroto Slipi. Seumur- umur, baru kali itu aku naik ambulan pake di infus lagi.Aku sih tidak asing dengan Rumah sakit itu, karena dulu aku pernah dirawat selama lima hari disana, waktu sakit demam berberdarah dua tahun yang lalu.

Sesampai di RS BM, suster melakukan rekam jantung bayi, pakai alat semacam sabuk yang di pasang di perutku. Saat itu aku mulai merasakan mules, dan ternyata sudah pembukaan dua. Suster meninggalkan diriku sendiri di ruang periksa bersama alat rekam jantung tsb.

Mulesnya pembukaan dua itu sakit banget lho, pengalaman dari lahiran pertama dan kedua, posisi paling lama itu saat pembukaan dua. Makanya, karena masih pembukaan dua, sakitnya aku tahan- tahan, sampai akhirnya saat pada puncaknya, aku teriak memanggil suster karena aku merasa mau BAB.

Di dalam ruangan periksa, aku sendirian, sedangkan suster- suster yang lain sedang sibuk menolong lahiran wanita yang ada di ruang sebelahku.

Aku berteriak memanggil suster, karena aku ingin BAB. Satu susterpun datang menghampiriku dan memeriksa kondisiku. Ternyata aku sudah pembukaan lima. Dalam hati aku sangat bersyukur sekali, karena pembukaan bertambah.

Tapi.......

"Maaf bu, ibu harus pindah ke ruang sebelah, karena disini hanya ruang periksa bu, ruang tindakannya di sebelah"kata seorang suster kepadaku. Dengan menahan rasa sakit yang luar biasa, aku menguatkan diriku untuk bangkit, menaiki kursi roda, pindah ke ruang sebelah. Tak lama kemudian, suster memeriksa,pembukaan sudah masuk 8, kemudian 9, dan akhirnya sudah sempurna pembukaannya. "Kalau begitu, pecahin aja ketubannya", kata salah satu bidan yang menanganiku.

Tak lama kemudian, cairan hangat terasa mengalir dari jalan bawah, berpadu dengan rasa mulas yang luar biasa. Mulas, serasa pengen BAB yang memuncak, tapi sulit keluar. Namun setelah dua kali kulakukan dorongan dengan sekuat tenaga, keluarlah bayi mungilku dengan tangisan. Saat itu, pas kudengar suara Adzan Isya' berkumandang.

Alhamdulillah, mbak Sri selalu setia menemaniku, dari aku lahiran anak ke2, dan anak ke3 ini. Barangkali berkat beliau juga,( Mengingat beliau 3 kali lahiran, diberi kemudahan semuanya), aku dua kali lahiran didampingi beliau, aku tidak mendapatkan jahitan di jalan lahir.
Sehingga, setelah lahiran, semua sakit hilang semua, tinggallah kebahagiaan yang sempurna. Alhamdulillahi 'ala kulli haalin.

Trimakasih kepada mas udin sekeluarga, mbak Sri, Dini, Abi, mbak Mila, ust Beni, ust Hamid, bidan, suster, semuanya yang sudah membantuku,dan menungguiku jazakumullahu ahsanal jaza'

Keberkahanpun bertubi- tubi menghampiri. Sepulang dari RS BM, kebetulan sekali di Ashiddiqiyah kedatangan Syech dari Libanon, beliau adalah syech Suhaib. Selesai Syech Suhaib mengimami sholat Isya' di masjid Baitul Makmur kemudian menuju rumah Abah, si kecilpun dibawa abi untuk tabarukan dengan seorang alim ulama'.
Awalnya, Abi meminta abah KH. Nur Muhammad Iskandar, SQ untuk mentahnik si kecil, selanjutnya, meminta syech Suhaib untuk mentahnik dengan kurma yang telah di do'akan, lalu di suapkan ke mulut Musya.
Alhamdulillah, tahnik selalu kami lakukan pada semua anak- anak kami ketika bayi. Dengan harapan, bahwa putra- putri kami bisa mendapat keberkahan ilmu, Allah berkehendak mentakdirkan putra- putri kami menjadi anak- anak yang sholeh sholihah, ahli ibadah,pejuang- pejuang di jalan yang di ridhoi Allah SWT. Aamiin ya robbal A'lamin.


ربِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآء

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." 

(Q.S.14:40) 


Baca juga:
Fenomena Emak Kangen Anak yang Mondok

Catatan Busui "PILKADA JAKARTA 2017"

Moments di Bulan Dzulhijjah

Komentar