Bulan desember memang identik dengan liburan. Bukan saja bagi sekolah umum,tetapi juga bagi beberapa pesantren yg menggunakan kurikulum pemerintah. Seperti hal nya Asshiddiqiyah yg memang libur resminya adalah libur tiap akhir semester.
Namun lain
halnya dengan pesantrennya mas Riziq, Tarbiyatul Wildan,Rawamerta Karawang.
Pesantren ini masih mempertahankan kalender Islam dalam kurikulum pesantrennya.
Libur rutinnya adalah hari Jum'at(pada umumnya adalah hari minggu). Sedangkan
libur resminya hanya setahun sekali, yaitu libur pertengahan Ramadhan sampai
pertengahan Syawal.
Tahun ini
Asshiddiqiyah libur resmi akhir semester ganjil di tanggal 23 desember 2016-5 januari 2017. Kali ini,
kami sekeluarga tidak mudik ke Malang dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
adalah perut buncit ku yg sudah memasuki 8 bulan. Jalan-jalan guru Aliyah pada
hari sabtu tanggal 24 pun aq tidak boleh ikut serta sama my honey. Aku sih
manut aja, apalagi tujuan wisatanya ke puncak derajat di Garut Jawa Barat.
Secara gitu,ibu hamil gede naik ke puncak,khawatir brojol di jalan. Belum lagi testimoni dari teman yang sudah pernah kesana, perjalanan yang harus ditempuh adalah minimal selama 5 jam. Wow, amazing, apalagi tanggal 24 Desember itu malam natalan,ga kebayang macetnya kayak apa.
Secara gitu,ibu hamil gede naik ke puncak,khawatir brojol di jalan. Belum lagi testimoni dari teman yang sudah pernah kesana, perjalanan yang harus ditempuh adalah minimal selama 5 jam. Wow, amazing, apalagi tanggal 24 Desember itu malam natalan,ga kebayang macetnya kayak apa.
Meski senang
dengan liburan,aku justru merasa hampa,karena biasanya disibukkan dengan
rutinitas harian di pondok kemudian hanya di rumah saja. Walhasil,
terngiang-ngianglah dengan Mas Riziq, tapi sayangnya dia masih ada ujian
pesantren, jadi sebagai emak yang kangen anaknya, aku harus bersabar.
Terkadang aku
pikir omongan ustad Miftah-salah satu ustad aic- benar, beliau menyebutkan bahwa
fenomena yang aku alami adalah bukan anak yang kangen emaknya sebagaimana yang
biasa terjadi, ini malah emak yang kangen anaknya. Whatever, Alhamdulillahi
a'la kulli haal.
Penjemputan Riziq di Pesantren
By the
way,penjemputan mas riziq pun dipercepat satu hari, yang awalnya mau jemput
hari senin,jadinya hari minggu pas natalan. Perjalanan kami juga tidak seperti
biasanya (naik mobil roni atau travel dari Citra land),kali ini kami berlima
(bertiga plus mbak mila dan Dafin) mencoba berkereta api dari Stasiun Jakarta
Kota. Tiketnya cukup murah yaitu Rp.6000/orang.
Di dalam kereta
lokal,yaitu jurusan jakarta kota- Cikampek, lumayan cukup nyaman. Kursinya
seperti kereta Matarmaja, yang biasa kita naiki kalau mudik ke Malang. Semuanya
dapat tempat duduk, hawanya juga dingin karena ber-AC. Kami semua menikmati
perjalanan selama 2 jam itu( jam 10-jam 12)
Sesampai di
Karawang, awal rencana hanya abi yang menjemput Mas Riziq dengan Ojek
motor, namun abi memutuskan untuk menyewa angkot. Jadilah kami berlima naik
angkot bertanda 06,yang kami temui di depan stasiun Karawang. Perjalanan ke
pondok Tarbiyatul Wildan desa Sukamerta,kami tempuh sekitar 20 menitan.
Sesampai di
asrama Al Mujtahid,tepatnya kamar al Maliki, aku dan abi menghampiri mas Riziq
yang tergeletak di lantai bersama sembilan temannya. Kami sangat hati-hati
membangunkan mas Riziq,karena khawatir membangunkan tidur siang teman-temannya.
Suasana siang hari di pondok Tarbiyatul Wildan itu seperti kuburan, tak
satupun anak boleh kluyuran, semua posisi tidur siang di kamar.
Mas Riziq pun
sempat kaget bercampur bahagia,karena mendapatkan surprise kedatangan kami.
Lalu kami pamit kepada ustad Iyus dan umi Entin, yang merupakan wali asuhnya
mas Riziq. So far, penjemputan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan.
Kami pun
kembali ke stasiun dengan menggunakan angkot 06 yang kami sewa. Asha tampak
sangat menikmati sekali,karena dia sangat senang dengan kendaraan terbuka
Sesampai di
stasiun Karawang, kami punya waktu 1 jam an sebelum kembali ke Jakarta. Kami
semua lumayan kelaparan,karena sudah jam 2 lebih belum makan siang. Akhirnya
kami sempatkan mampir ke warung Bakso dekat stasiun,mau cari warung nasi
terdekat nggak ketemu. Ya sudahlah, yang penting kenyang.
Jam 15.00
kereta pun datang, suasana kereta yang kami naiki sungguh jauh dari yang kami
harapkan. Kereta penuh sesak,jangankan mendapatkan tempat duduk,untuk
berdiripun sulit,karena begitu banyaknya penumpang yang naik mulai dari
Purwakarta dan Cikampek. Abi pun berkomentar, "cukup sekali ini saja naik
kereta dari Karawang ke Jakarta", akupun meng-iyakan. Tapi untungnya
anak-anak nggak banyak mengeluh,mereka semua memaklumi dan menerima keadaan
dengan senang hati. Hal ini terlihat dari Asha yang enjoy duduk di
bawah,sesekali nyamperin anak kecil seumurannya,sekitar 3 tahunan. Mas Riziq
dan Dafin jugaa santai saja ketika harus duduk lesehan di bawah. Waktu selama 2
jam perjalananpun tak terasa kami lewati, dan sampailah kami di Jakarta jam
17.00 Wib.
Sebagai emak,aq
tahu bahwa mas Riziq seneng banget dengan salju, apalagi dia selalu mengecek
foto-foto di hp ku. Dan yang dia temui adalah foto dan video adiknya (Asha)
yang lagi maen salju
Makanya
permintaan mas Riziq yang paling utama adalah maen salju.
Hari pertama liburan,
Hari pertama liburan yang kami tuju adalah permainan salju yang ada di Citraland (CL). Tempatnya cukup dekat,sehingga kami tempuh dengan sepeda motor. Kami berangkat jam 2 siang,namun sayangnya, saat itu masih terhitung libur cuti bersama, makanya peminat permainan saljunya membludak luar biasa.
Aku dan abi
berusaha marayu mas Riziq untuk menunda mainnya besok pagi biar nggak ngantri,
mas Riziq malah nangis tetep minta main. Biar lega, akhirnya abi nganterin mas
Riziq antri,dan amazingnya "coba tebak nomor berapa antriannya?".
Saat itu waktu menunjukkan jam 14.30, sedangkan dapat nomor antrian 137.
Hmmmh...bisa bayangin ga tuh jam berapa bisa masuk ke permainan salju? Bisa-bisa
habis isya' baru main salju. Wah nggak banget deh.
Setelah
mendapatkan nomor antrian,barulah mas Riziq bisa tersenyum lega,dan
berkata, " mi, mainnya besok pagi aja". Kadang anak-anak perlu
dituruti, agar tahu sendiri realita yang terjadi dan sadar dengan sendirinya.
Hari kedua liburan
Tepatnya hari Selasa,27 Desember 2016,jam 10 pagi kami berlima berangkat ke CL. Harapan kami sih, tidak perlu antri untuk masuk ke permainan salju,dan kenyataannya, tetap saja antriannya panjang sekitar 10 meteran. Kayaknya dari sebelum permainan dibuka,antriannya sudah panjang.
Wah laris
banget nih panitianya, ini baru pertama kalinya ada permainan salju di CL, dan
terhitung sangat sukses. Tiket masuk untuk hari biasa tergolong lumayan
mahal,yakni Rp.75 ribu, padahal di Pondok Indah Mall 2, dengan wahana yang sama
tiketnya hanya Rp.50rb. By the way,demi nyenengin anak apapun dituruti, tiket
untuk 2 orang plus Dafin(santri Aitam), sebelumnya mereka bawa sarung tangan
masing-masing yang sudah dibeli di pasar Pesing dengan harga Rp.8rb, dari pada
beli di tempat main dengan harga Rp.20rb.
Selesai main
salju,lanjut dengan snacking
Selesai dengan
tujuan kami di CL,kami sholat dhuhur,dan lanjut ke tempat lain karena kami
merasa terlalu dini untuk kembali ke rumah. Waktu menunjukkan pukul 13.30, kami
pun memutuskan untuk ke Central Park (CP), untuk sekedar "Eyes
Catching" alias "Cuci Mata"
Alhamdulillah,kami
semua masih diberikan kesehatan oleh Allah SWT,sehingga kami semua dapat
menikmati kebahagiaan yang sederhana serta bermakna pada liburan di penghujung
tahun 2016 ini.
Hari Ketiga Liburan
Hari
ketiga, kami istirahat di rumah saja, mengingat jalan-jalan kemaren yang cukup
melelahkan. Mas Riziq punya tipe, kalau keinginan utamanya sudah terpenuhi maka
cukup bagi dia, dan tidak akan minta apapun lagi.
Sempat aku dan
abi sedikit kaget mendengar pernyataan mas Riziq yang tiba-tiba minta balik ke
pondok. "Mas Riziq beneran minta balik besok ke pondok?", tanyaku
setengah nggak percaya. " Iya mi, Riziq baliknya hari kamis
aja",tegas nya,"Kamis besok nih mas? Besok kan kamis!", ulangku,
meyakinkan bahwa mas Riziq tidak salah hari. "Iya,mi", ucapnya dengan
penuh keyakinan.
"Hhhh..."
desahku,"ya sudahlah,kalau itu memang keinginannya", kataku dalam
hati. Padahal aku berencana mas Riziq tetap di rumah paling nggak sampai tahun
baru, namun dia lebih betah di pondok dibanding di rumah.
Sebenarnya
sering kali aku tanyakan,bahkan hampir tiap nengok mas Riziq sebulan
sekali, "Mas Riziq seneng di pondok?", dan jawaban yang selalu sama pun
keluar, "iya mi?". Kadang-kadang aku sekedar iseng,ngorek-ngorek
informasi tentang sekitar teman& ustad yang mengurusi mas Rizik di
pesantren.
"Mas
Riziq, temen-temennya baik ya?"," iya", jawabnya singkat.
"Mas Riziq
ust Iyus dan umi Entin baik ya?"," mmm", dia sedikit berpikir
untuk menjawab pertanyaanku kali ini, "kadang-kadang baik, kadang- kadang
galak", jawaban diplomatisnya. Dalam hatiku, aku sangat bersyukur, Allah
menjadikan putraku senang dalam berjihad mencari ilmu di pesantren. Sungguh
rasa syukur tak terhingga, aku hanya harus kuat dan bersabar menahan rindu yang
terkadang muncul di sela-sela do'a yang selalu kupanjatkan untuk kebaikan
keluarga kami.
Kembali ke Pesantren
Hari rabu itu juga,28 desember, abi booking travel ke Karawang untuk hari kamis besoknya. Kamis jam 11.30,kami berlima berangkat dengan travel "Selamat Trans" dari CL menuju KCP Karawang.
Alhamdulillah,meski
hanya 5 hari bersama putra kesayanganku, semuanya menjadi kenangan yang sangat
indah.
Aku hanya bisa
berdo'a, agar Allah senantiasa menjadikan anak-anak, keturunan kami menjadi
hamba- hambaMu yang sholih sholihah,menjadi hamba yang selalu berjuang di
jalanMu,serta selalu berbakti kepadaMu, orang tua,agama bangsa dan negara.
Jadikan keluarga kami senantiasa dalam lindunganMu serta Sakinah,Mawaddah,
warrohmah. Amiin
ربِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآء
"Ya
Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."
(Q.S.14:40)
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.” (Al-Furqan : 74)
Komentar