MOMENTS DI BULAN DZULHIJJAH


Bulan Dzulhijjah identik dengan bulan haji, oleh karena itu, kalender kegiatan Asshiddiqiyah selalu mengadakan kegiatan regular bagi para santrinya. Seperti, manasik haji, takbiran, sholat idul adha, qurban, serta nyate bareng. Serta yang spesial adalah idul Adha bertepatan dengan ulang tahun bunyai Hj. Nur Djazilah, BA, selaku ibu bagi santri Asshiddiqiyah.

Agenda pertama di bulan dzulhijjah tahun ini adalah manasik haji, yaitu di hari senin, 6 Dzulhijjah 1438 H, atau 27 Agustus 2017.
 
                                               Bersama panitia manasik haji

Lanjut hari Rabu dan kamis,tanggal 8 &9 Dzulhijjah, para santri berpuasa Tarwiyah dan Arofah.

Rabu malam atau malam kamis, Ospa mengadakan lomba takbiran dan nasyid.

Rupanya, panggung Ospa membawa manfaat, karena keesokan harinya ada kunjungan dadakan, yaitu tamu mahasiswa- mahasiswa dari Taiwan. Rencananya, mereka mau menampilkan pertunjukan, sehingga dari santri Asshiddiqiyah pun juga mempersiapkan penampilan.

Santri Asshiddiqiyah memang sudah terbentuk mentalnya dari acara- acara dadakan, jadi anak santri harus selalu siap untuk tampil kapanpun dan dimanapun berada.

Dan alhamdulillah, acaranya berjalan dengan lancar, bahkan menurutku lebih dari yang aku bayangkan. Santri Asshiddiqiyah memang super!

Dan  pada hari H-nya, yakni Idul Adha, seperti biasa, pulang sholat Ied di masjid, kumpul di rumah bunyai, yakni acara tasyakuran ulang tahun bunyai.

Kali ini, ultah beliau, sejak jauh- jauh hari, beliau berpesan agar anak- anak santri tidak usah membeli kado apalagi rangkaian bunga hidup, karena sayang dengan uangnya, "sudah mahal, nggak bisa dimakan lagi"ujar beliau. Bunyai berpesan cukup do'a dari para santri yang beliau harapkan.

Acara ultah bunyai, berlangsung sederhana dan penuh hikmat. Gus Ayus selaku putra beliau yang hadir selain Gus Muhsin, menayangkan slide video ucapan dan do'a dari putra- putri serta para cucu yang memang tidak bisa hadir. Lalu ditayangkan foto- foto perjalanan hidup, termasuk foto- foto di Singapura, yang baru saja dikunjungi sebagai hadiah ultah beliau.

Setelah acara inti di rumah bunyai selesai, datanglah kejutan lain dari santri putri yang sudah berkumpul di halaman rumah kyai.

Rupanya,para santriwati menyiapkan surprise untuk bunyai, yaitu Tumpeng. Bunyai sebenarnya tidak mengharapkan hadiah kecuali do'a, makanya ketika anak santri mempersembahkan Tumpeng & kue tart, beliau sangat terharu sekali.

Dan dengan tanpa direncanakan, beliau menyuapi santri satu per satu. 400-an santri putri pun merasakan suapan dari ibunda tercinta bunyai Hj. Nur Djazilah, BA. Termasuk diriku, Alhamdulillah.....hmmm yummy


Setelah idul Adha, tanggal 11 dzulhijjah ada acara "NYABAR" alias nyate bareng. Lombanya dilaksanakan di lapangan. Kompetisinya adalah perlembaga, jadi pemenangnya akan diambil dari SMP 1 putra,1 putri, begitu juga antar MA, dan ma'had aitam. Bahkan ada hadiah khusus, yaitu angpaw dari salah satu tamu undangan dari Taiwan, yaitu mr.Ismael & mrs Emily.

Mrs.Emily mencicipi langsung semua sate dari 31 peserta grup, dan mengumumkan langsung pemenangnya di masjid setelah sholat dhuhur. Makanya, anak santri semakin semangat dalam berlomba.

Dalam bulan Dzulhijjah, sebenarnya banyak sekali momen- momen bahagia maupun sedih. Namun sebagai rasa syukur, momen- momen tersebut kita jadikan sarana untuk belajar dan introspeksi agar kita semakin lebih baik dan lebih baik lagi.

Berikutnya adalah momen- momen di bulan Dzulhijjah, yang masih ada dalam memoriku. Dari ketika setahun yang lalu dan beberapa tahun sebelumnya. CEKIDOT!!

Pernikahan Adikku Roni & Isnaini(2016)

Ultah bunyai tahun lalu(2016)
Manasik dg santri Thailand
Lomba NYABAR bersama pak Djan Farid
Jama'ah manasik terkecil
Dalam setiap bulan haji, aku selalu berdo'a agar bisa segera naik haji, khususnya bisa mendapat kesempatan "Haji Akbar". Serta mudah- mudahan kita semua juga bisa menunaikan rukun Islam yang ke-5 tersebut.

Namun yang lebih penting lagi adalah, kita bisa mengambil hikmah dibalik peristiwa hari raya Idul Adha itu sendiri. Semoga kita bisa mencontoh pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, dalam mencintai Allah yang seutuhnya. Aamiin.

Baca juga:

Panitia Ujian Nasional dari Masa ke Masa

Jiwa Kreatif santri


Komentar