Panitia Ujian Nasional dari Masa ke Masa



Ujian Nasional biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Meski ujian ini mengalami pro & kontra, serta mengalami beberapa perubahan nama maupun kebijaksanaan dalam pelaksanaannya. Namun bagi kami Ujian Nasional tetap merupakan  kesibukan rutin tahunan untuk kami para staff dan guru Madrasah Aliyah Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta.


Ujian Nasional ibarat perangnya anak kelas 12 atau kelas 3 Aliyah. Bagaimana tidak, di awal  semester dua,kelas 12 mulai disibukkan dengan pendalaman materi, lalu ada try out, kemudian di bulan februari serentetan ujian- ujian pun memborbardir anak- anak kelas 12. Dari ujian semester genap, lalu ujian praktik, serta try out pun masih berlanjut.

Tak berhenti di Februari, awal maret muncul serangan ujian madrasah terus disambung dengan UAMBN (Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional). Kemudian di bulan April sampailah pada puncak ujian akhir sekolah yaitu Ujian Nasional.

Tapi sebagai santri, selain Ujian Nasional (UN) mereka juga menjalani ujian pesantren yang dikenal dengan ujian komprehensif. Yaitu setoran praktik dari materi diniyah seperti: Al-qur'an,kitab, bahasa, dan fasholatan. Jangka waktunya 3 bulan, makanya terkadang santri lebih gigih menghadapi ujian pesantren dibandingkan dengan UN.

Baru-baru ini seseorang telah meng-up load foto ketika aku menjadi panitia UN tahun lalu. Aku hanya bisa bernostalgia, mengenang masa- masa sibukku saat itu (ups...melow banget sih diriku). Yeah...bulan April memang selalu menjadi bulan tersibukku di sekolah. Tapi untuk tahun ini, aku cukup sibuk di rumah dengan my baby. Alhamdulillah...yang penting sehat, bukan begitu??


Sebagai guru pengajar kelas 12, aku belum pernah menjadi pengawas UN, seperti halnya teman-teman guru yang lain. Selama ini, aku selalu menjadi panitia UN, dari semenjak nama Ujian Nasional saat itu adalah UAN (Ujian Akhir Nasional), sampai berganti nama menjadi UN( Ujian Nasional), padahal dulu waktu jamanku tahun 2000 namanya EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional), dan sekarang tahun 2017 ketika aku sudah tak menjadi panitia namanya berganti menjadi UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer).


UN tahun ini sangat berbeda sekali dengan tahun- tahun sebelumnya, tidak hanya berbeda namanya, tetapi juga sistem ujiannya yaitu menggunakan komputer. Namanya juga UNBK, Ujian Nasional Berbasis Komputer.


Yang lebih mencolok lagi perbedaannya, khususnya bagiku adalah, materi FISIKA, tidak lagi masuk dalam UNBK. Hal ini karena UNBK hanya terdiri dari 4 materi, yaitu 3 materi wajib dan 1 materi penjurusan. Kebetulan bidang study yang aku ajarkan adalah materi penjurusan di IPA, dan aku sangat yakin 100% bahwa insya'allah tidak akan ada muridku yang akan memilih materi Fisika ketika UNBK. Dan pada kenyataannya hampir semua anak IPA memilih bidang studi Biologi. Jangan tanya kenapa tidak ada yang memilih Fisika.

Di berita online yang aku baca, Biologi memang menjadi bidang studi pilihan favorit siswa SMA. Tapi yang pernah aku baca juga, SMA yang termasuk favorit yaitu SMA 8, siswanya mayoritas memilih Fisika. Hal ini membuktikan bahwa Fisika memang pilihan siswa- siswa yang favorit. He...he....

UNBK tahun ini, yang merupakan perdana dalam pelaksanaannya di sekolah- sekolah seluruh Indonesia tampak seperti dipaksakan. Memang dari data kemendikbud prosentase sekolah yang melaksanakan UNBK tercatat 96% di seluruh Indonesia, dengan prosentase jumlah sekolah pelaksana UNBK tertinggi di Jakarta yaitu 94%, sedangkan prosentase terkecil adalah Sulawesi Tenggara yaitu hampir 3%. 

Namun sekolah dalam melaksanakan UNBK benar- benar melakukan dengan segala cara agar bisa memenuhi kebutuhan komputer untuk siswanya. Alhamdulillah, di Asshiddiqiyah komputer bisa tercover, hanya saja yang menjadi kendala adalah listrik yang sering sekali mati, karena kurang daya atau masalah sambungannya semacam itulah.

Kalau menyimak berita di TV-TV, di beberapa sekolah negri malah meminta bantuan para wali murid untuk meminjamkan laptop untuk pelaksanaan UNBK. Masalah lainnya, kalau di beberapa daerah, yang menjadi kendala adalah sulitnya signal jaringan internet, karena memang harus online, dll.

Kemajuan teknologi memang tidak pernah bisa dibendung, sehingga kitalah yang harus bisa mengimbangi dengan selalu meng-upgrade kemampuan/ ketrampilan, agar bisa tetap maju dan berkembang.

Dan jaman sekarang memang serba online, jual beli barang lebih simpel pakai online, baca berita lebih cepat dengan online, naik kendaraanpun lebih murah dengan online, ck..ck..ck... Makanya tak heran kalau Ujian Nasionalpun dibikin online. Jangan- jangan panitia UN suatu saat nanti dibikin online juga. Ha..ha...ha...

By the way, salut buat temen- temen staff Aliyah yang telah berjuang mensukseskan UNBK 2017 tahun ini. Bapak kamad yang terhormat ustad Hasanudin, bapakku yang paling senior pak Fudin, ketua ujian yang baru mr. Ucup, proktor alias dokternya komputer mr. Ubay dibantu mr. WitPor. Temen- temen staff cewek, mami Wiwit yang paling senior, mis farhani, my lovely student & friend mis Faizatul, mis Hanipe & mis Afi yang ber-uang. Serta temen-temen staff yg cowok, ust muslim yang katanya mirip Irwan penyanyi dangdut di DA3, Sahar yang pacarnya W, AA Muhtar yang PD-nya luar biasa, mas Aziz yang kalem, Mahrus si pengusaha laundry, Mustafid yg diam- diam menghanyutkan.

Menjadi partner kalian sungguh menyenangkan, maaf kalau pernah ada hal- hal yang kurang berkenan dariku. Semoga temen- temen sukses selalu. Dan tak kalah pentingnya, mudah- mudahan hasil ujian anak- anakpun memuaskan. Amiin ya robbal alamin. Jayalah terus Madrasah Aliyah Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta.

Baca Juga:

Jiwa Kreatif santri

Kaleidoskop Bayi- Bayi. Hamil dan Lahiran Massal 2017


Komentar