Pilkada di Jakarta selalu seru, heboh, & penuh dengan dramatisasi. Banyak yang bilang "Pilkada di ibukota beraroma Pilpres", mungkin sangking hebohnya, dan mendapat perhatian dari seluruh Indonesia bahkan manca negara.
Adapun Pilkada 2017 tahun ini, adalah yang paling luar biasa, penuh kontrovesi, dan mendebarkan, karena isu SARA turut mewarnai. Aku sendiri pada pemilu putaran kedua tanggal 19 April kemaren, selesai mencoblos di TPS 62, tepatnya di belakang Asshiddiqiyah, ga berani nonton TV yang menayangkan hasil quick count. Aku takut jagoanku kalah, jadi ga berani nonton TV. Dan memang aku, abi, dan Asha mengisi waktu dengan jalan- jalan naik motor, sebelum pulang ke rumah.
Di tengah perjalanan, eh..ketemu dengan bu Ulfa (salah satu jamaah manakib Asshiddiqiyah), kami mampir dan ngobrol. Kebetulan adik beliau adalah ustadzah Asshiddiqiyah, tapi sekarang tinggal di Batam. Sedangkan putrinya dulu muridku. Di rumahnya, bu Ulfa jualan baju, kerudung, dll. Makanya, Asha ketika lihat baju princess di lemari pajangan, dia langsung minta. Walhasil, Asha dapat oleh- oleh baju baru sepulang jalan- jalan.
Kembali lagi tentang hiruk pikuk Pilkada 2017. Sebagai warga Jakarta yang tinggal di Asshiddiqiyah, pengaruh Pilkada sangat terasa sekali. Bagaimana tidak, Paslon Cagub nya datang satu persatu untuk memohon restu kepada ayahanda abah KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Cie...cie...Asshiddiqiyah jadi rebutan nih ye!! Alhamdulillah. Serasa tambah bangga menjadi santri. Mudah- mudahan santri Asshiddiqiyah selalu menjadi kebanggaan agama & negara. Amiin.
Dari mulai paslon cagub no.1, AHY dan mpok Silvy. Aku bahkan sempat cipika cipiki dengan bu Silvy seusai beliau memberikan motivasi kepada santri- santri di masjid Baitul Makmur Asshiddiqiyah. Beliau sangat ramah, dan aku bangga beliau satu- satunya perempuan dalam pertarungan Pilkada 2017. Hidup perempuan!!
Berikutnya menyusul paslon cagub no.3, yang datang di malam hari. Dengan di dampingi ustad Solmet, Pak Anis & Sandi datang bersilaturahmi ke abah, mohon do'a restu untuk maju ke Pilgub DKI 2017.
Tak mau kalah, cawagub petahana no.2 pak Djarot pun turut berkunjung. Namun kali ini, hanya cawagub petahananya saja. Karena abah yai pernah mengharamkan pak cagub petahana BT datang ke Asshiddiqiyah selama belum ber- syahadat. Mudah- mudahan beliau diberi hidayah oleh Allah, SWT. Amiin.
Mengenai cagub petahana si bapak berinisial BT ini, sebelumnya sering membuat heboh dan penuh dengan kontroversi. Dari yang mau nyagub mandiri tanpa di dukung parpol, kemudian muncullah teman Ahok, namun akhirnya diusung parpol juga. Lalu BT membuat pernyataan yang cukup berani yaitu "Dibohongin pakai surat Al- maidah ayat 51", yang kemudian menyeretnya ke meja hijau, karena pernyataannya tersebut termasuk dalam penistaan agama.
Ceritanyapun berbuntut panjang, pernyataan BT memicu aksi umat Islam yang dipimpin habib Riziq. Aksi tersebut menuntut BT agar dimasukkan ke penjara. Aksi tersebut dikenal dengan aksi bela Islam 411 dan 212 yang luar biasa dan bahkan menjadi legenda aku rasa. Itulah kisah- kisah pra- pencoblosan, dan selalu menjadi topik panas antar pendukungnya. Baik di media Televisi maupun di media- media sosial yang ada.
Menurut pengamatanku sebagai busui alias ibu menyusui (boleh dong mengamati, he..he...), kedatangan 3 paslon cagub- cawagub, memberi hawa tersendiri bagi pesantren Asshiddiqiyah. Baik itu hawa panas, hangat, dingin, maupun panas dingin( emangnya minuman di cafe ada panas dingin).
Hal ini, karena masing- masing paslon punya massa pendukung, dan abah kyai merupakan tokoh masyarakat yang punya jama'ah/ massa yang tidak sedikit jumlahnya. Dan biasanya, masyarakat akan terpengaruh dengan pilihan tokohnya. Akhirnya, Asshiddiqiyahpun menjadi pusat perhatian publik, kemanakah arah dukungan abah kyai?.
Sebagai penanggung jawab/ khodimul ma'had, Gus Ahmad Mahrus Iskandar, Bcs pun dengan tegas menyampaikan dalam berita AMC (Asshiddiqiyah Media Center) bahwa Asshiddiqiyah tidak mendukung paslon tertentu, apalagi sampai melibatkan santrinya dalam berkampanye. Kalaupun para paslon cagub datang ke Asshiddiqiyah itu karena meminta do'a dari abah kyai saja.
Meskipun begitu, selalu ada saja pihak- pihak lain yang tidak suka dengan Asshiddiqiyah khususnya dengan abah kyai. Banyak berita- berita yang tidak menyenangkan menerpa beliau. Akan tetapi alhamdulillah, beliau banyak sekali yang mendo'akan, sehingga Allah masih melindungi dan memberikan kesehatan kepada beliau.
Pilgub putaran pertama, rabu 15 februari berjalan dengan lancar. Nomor urut 2 dan 3 mendapatkan suara yang hampir bersaing, dan keduanya berhak maju dalam pilgub putaran kedua yang di selenggarakan 2 bulan kemudian.
Menjelang pilgub putaran kedua, suasana semakin panas. Ditambah lagi, abah kyai sering tampak di TV dan hadir dalam debat pilgub putaran kedua. Beliau duduk diantara pendukung paslon 2. Walhasil, banyak orang yang bertanya- tanya, termasuk para alumni, wali santri, jama'ah Asshiddiqiyah, dll.
Aku sendiri di WA kebanjiran pertanyaan tentang abah kyai, sampai bosan jawabnya. Aku hanya bisa mengatakan bahwa pernyataan resmi dari khodimul ma'had bahwa Asshiddiqiyah adalah murni lembaga pendidikan dan tidak mendukung paslon manapun.
Abah dan ibuku yang dikampung saja sampe pesen khusus lewat telephone " sampeyan karo muhson ojo sampek nyoblos Ahok". Bahkan abahku sampai nadzar kalau Anis menang akan ziaroh ke makam Kyai Hamid di Pasuruan Jatim. Subhanallah, sampai segitunya ortuku. Dan aku percaya sebagian besar umat Islam di seluruh Indonesia punya do'a yang sama untuk pilgub DKI tahun ini.
Dan alhamdulillah biidznillah, pemenang pilkada DKI 2017 dimenangkan oleh orang yang seiman, seagama, berakhlak, serta santun. Dan yang menjadi harapan kami selaku guru, pak Anis bisa membawa nasib guru di DKI semakin lebih baik. Minimal sertifikasi dan impasing guru yang hampir setahun macet bisa segera cair dan selanjutnya lancar terus. Demikian pernyataan temen- temen di grup guru.
Menurut pendapatku lagi sebagai busui, terpilihnya gubernur DKI kali ini adalah kemenangan khususnya untuk masyarakat Jakarta dan kemenangan umat Islam seluruh Indonesia pada umumnya.
Aku mengakui bahwa Jakarta memang banyak berubah menjadi lebih baik secara fisik, tetapi tidak pada hal non fisik. Banyak perubahan yang menguntungkan untuk orang berduit, sedangkan orang kecil semakin terpinggirkan. Siapakah orang- orang kecil tersebut? Tentu saja mayoritas dari mereka adalah kaum pribumi seperti kita- kita.
Dan ternyata, media massa asingpun ramai memberitakan kekalahan mr. BT ini. Sepertinya mereka sangat kecewa dengan kekalahannya tersebut, dan menuding kemenangan Anis itu ditunggangi Islam yang radikal. Jujur, sebagai busui aku prihatin dengan berita- berita tersebut.
Tapi aku sangat optimis bahwa umat Islam Ahli sunnah wal jama'ah di Indonesia masih kuat. Keberadaan pesantren- pesantren yang ada di Indonesia, bisa mencetak generasi pemimpin, penerus perjuangan pahlawan- pahlawan bangsa. Dan "NKRI harga mati" tetap menjadi motto dalam berbangsa dan bernegara. Saya bangga menjadi warga negara Indonesia yang terkenal dengan penduduk Islam terbanyak di dunia, dikenal dengan persatuan dan kesatuannya yang dikenal dengan "Bhineka Tunggal Eka". Mudah- mudahan seterusnya, Amiin.
Secara pribadi aku sebagai busui, sangat berharap sekali, dengan terpilihnya gubernur Jakarta yang seiman, maka nuansa keislamannya semakin terpancar. Sehingga Jakarta semakin berkah, dan Indonesiapun menjadi negara yang sebagaimana tercermin di dalam Alqur'an :
ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
"(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (Q.S.34:15)
Komentar