Bersama Abah & Ibu tercinta |
Mudik akhir tahun 2019 kali ini sedikit berbeda dengan sebelumnya, diantaranya:
1. Tanpa abi, Riziq, dan Asha. Sehingga tersisa aku dan Musya
2. Mudik bersama pengantin baru: Ubay & Uyun.
3. Membawa rombongan para sahabat dari Asshiddiqiyah, dalam rangka...... Tour Bromo 2019 : Petualangan Akhir Tahun
Rombongan kami berangkat dari Asshiddiqiyah, hari Kamis, 26 Desember 2019, kereta berangkat jam 9.00 wib pagi. Dengan jumlah total rombongan 17 orang.
Selama mudik, kami menjadi tuan rumah selama para rombongan berada di Tumpang. Kami berusaha membantu ibu yang bersedia memasak makanan untuk para rombongan.
*Pemandangan Baru Pasar Tumpang
Di pagi hari, kami (aku, musya, ubay & uyun)belanja ke pasar bersama ibu. Kami agak terkejut, khususnya diriku yang melihat pasar sayur Tumpang sangat berubah.
Berdasarkan info dari ibu, pasar sayur tumpang yang berada di lantai 2, memang baru ditempati sejak sebulan yang lalu. Pantas saja, dari lantainya masih terlihat bersih, juga cat lapak- lapak sayurnya masih bagus.
Selesai belanja, ibu mengajak kami melewati bagian depan pasar. Rupanya, ada pemandangan baru di pasar yang terletak di depan rumah kami. Nama pasar Tumpang, terpampang besar dengan desain yang kekinian, kamipun sempat berfoto diantara tulisannya.
Depan Pasar Tumpang |
* Mudik ke Bangil Pasuruan
Ketika mudik, ada hal yang harus kami lakukan yaitu harus menginap di dua tempat, rumah orang tua di Malang dan mertua di Bangil Pasuruan.
Baca juga..... Rute mudik 2018, Dari Bangkodir sampai Arema
Baca juga..... Rute mudik 2018, Dari Bangkodir sampai Arema
Makanya, setelah para rombongan dari Jakarta kembali ke tempat masing- masing, kami (aku, Musya, dan Ainun) di hari ke-4, Senin, 30 Desember 2019, berangkat ke Bangil dengan kereta jam 13.00 wib.
Alhamdulillah, kami masih bisa berkumpul dengan orang tua kami dalam keadaan yang sehat wal afiat.
Di Bangil kami hanya menginap sehari semalam. Minimal, rasa kangen kami terobati, dan Musya sangat menikmati sekali bercanda dengan mbah umi dan mbah abinya.
Bersama Abah & Umi mertua (Bangil) |
* Keliling Silaturahim ke Keluarga Pasuruan
Nah mudik akhir tahun ini, aku katakan mudik plus- plus karena dalam rangka mengantar pengantin baru untuk bulan madu singkat dan sowan ke sanak saudara di Malang dan Pasuruan.
Perjalanan sowan ke sanak saudara berangkat pagi hari dari Tumpang menuju Bangil diantar langsung oleh mas Dhani. Berangkat ber-6: Abah, Ibu, Amin, Ubay, & Uyun. Dan Alhamdulillah sampai Bangil jam 9.30 wib.
Di Bangil, abah dan ibu sempatkan untuk makan dan ngobrol sebentar dengan abah & umi mertua. Ubet juga memperkenalkan istrinya dik Uyun. Sedangkan aku mempersiapkan Musya, mengemas barang di bantu Ainun, dan memastikan tidak ada barang yang ketinggalan.
Usai menyiapkan semua, kami pun pamit dengan abah & umi mertua. Selanjutnya, kami silaturahim sekaligus takziah ke tempat Bulik kami lek Wafiyah di Pajaran, Pasuruan.
Bersama dik Aqib & dik Nia (Pajaran) |
Lek wafiyah adalah adik dari ibu yang meninggal sekitar 2 bulan yang lalu. Namun kami baru bisa takziah, karena kami tinggalnya jauh di Jakarta. Mudah- mudahan Allah mengampuni dosa- dosa beliau, dan dilapangkan kuburnya. Aamiin.
Perjalanan berikutnya adalah ziaroh ke makam Kyai Hamid di Pasuruan kota. Abah sering sekali ziaroh ke makam ini, dan menurut info dari ibu, sering juga abah & ibu, jika punya hajat, maka nadzarnya adalah ziaroh ke makam kyai Hamid.
Setelah ziaroh ke makam kyai Hamid, barulah menuju ke Nguling, Pasuruan, yang merupakan tempat lahir ibuku. Namun dalam perjalanan ke Nguling, ada sedikit musibah, yaitu mobil bannya meletus. Akhirnya mas Dhani harus nyari bengkel terdekat untuk membeli ban baru, karena tidak ada ban serepnya.
Kami menunggu dipinggir jalan, hingga ban mobil selesai di ganti. Alhamdulillah Musya tidak rewel, bahkan enjoy jalan- jalan dengan sepeda dorongnya di pinggir jalan. Dan tak terasa hampir 1 jam, dan kamipun melanjutkan perjalanan berikutnya menuju Nguling.
Menunggu mobil ganti ban |
Sampai di Nguling jam 16.30 wib. Buning Saidah sekeluarga menyambut hangat kedatangan kami. Tidak lama kemudian, abah mengajak kami ziaroh ke makam mbah. Dan memang sudah menjadi ritual kami setiap ke Nguling.
Ritual lainnya jika ke Nguling tentunya silaturahim ke sanak saudara, seperti Buning Sona, lek Ju, dll. Hingga selesai semuanya, setelah maghrib kami pamit pulang kembali ke Tumpang.
* Acara Tahun Baru di Tumpang
Sungguh waktu berjalan sangat cepat, tanpa terasa kami sampai di akhir penghujung tahun. Kami sampai di Tumpang jam 22.00 wib, dan suasana di Tumpang sudah ramai sekali. Beberapa jalan sudah ditutup sehingga untuk pulang kami harus melewati jalur yang tidak biasa.
Malam tahun baru, malam Rabu, 31 Desember 2019, di Tumpang masih seperti tahun- tahun sebelumnya, yaitu mengundang majlis sholawat JMC ( Ja'far Mania Club). Jama'ah majlis JMC ini ribuan, sehingga otomatis kemacetan ada dimana- mana. Alhamdulillah, semarak tahun baru disambut dengan bersholawat dan do'a bersama. Mabruk... Mabruk...
*Silaturahim ke Guru- Guru
Di kesempatan mudik akhir tahun 2019 ini, aku masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan guru- guru yang telah berjasa dalam mendidik kami.
Diantaranya adalah guru TK- ku, Bu Dasi-ah. Tanpa direncanakan, kami bertemu di depan rumahku saat beliau akan berbelanja ke toko sembako yang ada disamping rumahku. Kebetulan juga, rombongan dari Jakarta akan pulang. Sehingga pas sesi foto di depan rumah, aku mengajak serta untuk foto dengan para sahabat dari Asshiddiqiyah.
Guru TK-ku Bu Dasi'ah |
Bersama rombongan dari Asshiddiqiyah |
Aku juga berkesempatan untuk silaturahim ke guruku saat di Mts Diponegoro Tumpang. Beliau adalah pak Faqih, dulu beliau mengajar MTK dan OLGA. Info dari teman- teman, bahwa beliau sepulang dari haji tahun ini, beliau masuk ICU di RS Syaiful Anwar Malang. Makanya ketika mudik, aku bener- bener menyempatkan untuk menjenguk beliau. Dan alhamdulillah beliau sudah sehat, dan terlihat wajah beliau tak semuda yang aku ingat dulu. Yaa... Wajarlah.... Sehat terus dan panjang umur nggeh pak Faqih. Aamiin
Bersama pak Faqih & istri |
Rumah pak Faqih letaknya di tetangga desa kami, agak jauh sehingga aku diantar adikku Amin pakai sepeda motor. Mengingat perjalanan yg lumayan, kebetulan pak Faqih juga memberitahu bahwa rumah guru di Mts ada juga di sekitar rumah beliau. Yaitu pak Adib guru bahasa Inggris, dan bu Misrikah guru biologi.
Alhamdulillah, ketika mampir ke rumah bu Misrikah, tanpa ragu- ragu aku menyapa beliau dan beliaupun masih mengingatku. Sosok bu Misrikah sangat mudah untuk diingat. Beliau berperawakan kecil, ramah, murah senyum, dan sabar. Dan setelah sepuluh tahun lamanya tidak bertemu, beliau terlihat tidak beda jauh dengan yang kuingat dulu.
Bu Misrikah ( Guru Biologi Mts) |
Sayang sekali, ketika silaturahim ke rumah pak Adib, beliau ternyata baru saja kembali ke tempat dinasnya di pulau sumatra. Memang belum rezeki ketemu dengan beliau.
Dalam perjalanan silaturahim, aku sekalian mampir ke rumah temen sd ku dulu. Mbak Fitri, demikian aku memanggilnya. Adiknya Mbak Fitri juga teman seangkatan adikku, namanya Ririn. Jadi, silaturahim kedua adik kakak sekalian.
Mbak Fitri & si kecil Ima |
Alhamdulillah, mudik kali ini, kami masih diberi kesempatan untuk berkumpul dan bertemu dengan orang tua, kerabat, guru- guru, dan teman dari zaman SD sampai Mts. Mudah- mudahan mudik berikutnya, bisa berkumpul dengan keluarga yang lebih komplit, serta bisa bersilaturahim ke lebih banyak lagi kerabat, guru, teman, dll. Tentunya dengan kondisi yang sehat wal afiat. Aamiin.
Selanjutnya, kami balik ke Jakarta di hari Kamis, 2 Januari 2020 dengan kereta jam 6.40 wib pagi. Terus terang, kami selama di kereta agak sedikit was- was, karena kondisi Jakarta dalam kondisi banjir. Terlebih lagi video yang kami dapat, bahwa banjir masuk ke pondok.
Kami sungguh bersyukur, banjir tidak sampai masuk rumah. Mudah- mudahan, banjir tidak masuk ke pondok lagi. Aamiiin.
Komentar