Perjuangan menuju Karawang (Alternatif Transportasi Jakarta- Karawang )

Stasiun Klari Karawang

Ada apa dengan kota Karawang? Tampaknya semakin lama, aku jadi semakin dekat dengan Karawang, selain karena pamanku menikah dengan orang Karawang dan tinggal disana. Anakku yang sulung, ditakdirkan mondok di Karawang, tepatnya desa Rawamerta Karawang barat, dan itu jauh sekali dari rumah pamanku yang di Karawang timur, yaitu sekitar 1 jam-an kalau tidak macet.

Tidak pernah terpikirkan oleh aku dan abi sebelumnya, bahwa anak kami Riziq, minta mondok disaat umurnya yang masih kecil, yaitu umur 5 tahun. Dan pilihan kami adalah di Karawang, karena beberapa anaknya para ustad teman kami, banyak yang disana.

Masalah yang kami hadapi selanjutnya adalah transportasi Jakarta- Karawang. Sedangkan desa Rawamerta, letaknya agak pelosok, tidak ada angkot yang sampai pondok, dan tidak ada taksi. Makanya, awal penengokan Riziq kami meminjam mobil pondok. Penengokan- penengokan berikutnya, kami menyewa mobil salah satu ustad teman kami, dan biayanya tentu saja sangat menguras kantong.

Sebenarnya, kami survey ke beberapa ustad yang anaknya lebih dulu mondok di Tarbiyatul Wildan. Dan luar biasa pengalaman beliau- beliau atas perjuangan dalam memondokkan anaknya, terutama dalam hal transportasinya dari Jakarta menuju Karawang.

Ada beberapa ustad, perjalanan Jakarta- Karawang dengan mengendarai motor sambil membawa perbekalan selama 1 bulan ke depan untuk anaknya. Kalau aku, kayaknya ga kebayang bisa melakukan itu, dengan mobil saja 3 jam, apalagi dengan motor, perjalanan bisa lebih dari 3 jam. Ada yang membawa mobil pribadi, lalu menginap di masjid, atau ada yang menginap di pondok, tidur di aula milik pesantren, dll.

Seiring berjalannya waktu, Allah sangat berbaik hati, memudahkan dan meringankan beban kami ketika menengok putra kami di pondok. Adikku Roni, membeli mobil Xenia, sehingga setiap penengokan, kami nggak perlu sewa mobil lagi, cukup sewa sopir, jadi biaya penengokanpun tidak terlalu membengkak.

Roni membeli mobil, karena dia kerjanya dipindah ke Karawang. Hellooooww...ada apa dengan Karawang??

Pindah kerjanya Roni ke Karawang menjadi keberkahan tersendiri buat kami, semakin mudah menengok Riziq. Berikut ini beberapa alternatif transportasi Jakarta- Karawang yang pernah kami lakukan:

1. Travel "Selamat Trans" rute Jakarta- Karawang.

Naik travel dari mall Citraland (CL), "Selamat Trans" rute Jakarta- Karawang, dengan harga tiket Rp. 40rb/ orang, (sekarang sudah naik Rp. 50rb/ orang). Lalu di karawang di jemput oleh mobilnya Roni, yang saat itu tinggal di kos- an Karawang.

Travel Selamat Trans

Pernah juga naik travel dari CL, turun di KCP (Karawang Central Plaza), kemudian atas saran Roni yang saat itu ada tugas keluar kota, pesan ojek online greenjak, yaitu OJOL (Ojek Online) dengan aplikasi Whatsup. ( Jaman sebelum ada Gojek & Grab)

Karena OJOL-nya masih manual, kita harus order 30 menit sebelumnya, biayanya juga murah. Dari KCP (Karawang Central Plaza) ke pondok tarbiyatul wildan Rp.30 rb, jadi Pulang Pergi kurang lebih 60- 65-rb rupiah. Sangat irit dibanding ojek biasa, yang bisa mencapai lebih dari 100-rb.

Kelemahan naik travel adalah tiketnya seringkali habis, dan waktu keberangkatan terjadwal, jadi tidak fleksibel, plus harganya juga lebih mahal.

Alhamdulillah, ditahun ketiga Riziq mondok, adikku Roni menikah dan membeli rumah di Karawang. Penengokan riziqpun semakin mudah, malam ahad kami menginap di rumah Roni. Jalan- jalan dengan Riziq pun lebih santai dan tidak terburu- buru.

Formasi komplit adik kakak di depan rumah Roni
Karawang

2. Kereta api jurusan Jakarta- Purwakarta. Alternatif menuju Karawang berikutnya adalah naik kereta api jurusan Jakarta- Purwakarta. Kami naik dari stasiun Kemayoran. Tiketnya hanya Rp. 6-rb/ orang.

Menunggu kereta di Stasiun Kemayoran

Berdasarkan pengalaman, naik kereta dari stasiun Kemayoran sangat tidak menyenangkan. Hal ini karena, susah mendapat kursi tempat duduk, karena begitu banyaknya penumpang, dan tiket keretanya tidak ada nomor tempat duduk. Jadi, siapa cepat dia dapat.

Penumpang membludak di Stasiun Kemayoran

Akhirnya, di lain waktu, kami naik kereta dari stasiun Tanjung Priuk agar dapat tempat duduk. Meskipun tempatnya jauh, dan pakai grab biayanya lebih mahal dibanding ke stasiun Kemayoran, yaitu Rp.80-90 rb an.

Stasiun Tanjung Priuk

Kereta Jakarta- Purwakarta

Beberapa kekurangan ketika naik kereta api adalah :

A. Antri panjang beli tiket ( tiket tidak bisa beli online)

Kalau tidak beruntung, bisa saja kehabisan tiket.

B. Antri masuk kereta yang cukup lama

Setelah mendapat tiket, kami harus masuk antrian panjang untuk check ini, kira-kira 30- 40 menitan.

C. Waktu perjalanan yang sangat lama.

Untuk dapat kereta jam 4 sore, kami harus berangkat dari rumah jam 2 siang. Perjalanan kereta adalah 2 jam, jadi jam 6 sore kami sampai di Karawang, kemudian di jemput Roni di stasiun Klari Karawang. Total perjalanan kami kurang lebih 4- 5 jam- an Jakarta- Karawang.

3. Bis Jakarta - Bandung/ Cikampek

Pengalaman naik bis ini, sebenarnya pernah kami coba sebelum naik kereta api. Yaitu naik dari pintu tol Kebon Jeruk menuju terminal Kampung Rambutan. Hal ini karena, saat di terminal Klari Karawang, aku melihat banyak sekali bis Karawang- Kampung Rambutan.

Dan ternyata, kami trauma naik bis dg jurusan kampung rambutan, karena bis- nya lama sekali mencari penumpang, ditambah lagi macet luar biasa ketika melewati sekitar Taman Mini. Akhirnya, cukup sekali itu naik bis.

Hingga setelah setahun lamanya tidak menggunakan bis. Kami mencoba kembali naik bis, saat mengantar Riziq balik ke pondok setelah izin pulang kampung. Kali ini, naik bis jurusan Bekasi, kemudian atas petunjuk kondektur bis, kami turun di tol dan di oper ke bis jurusan Garut.

Berdasarkan saran dari penumpang di samping kami, lebih baik kami turun di rest area Karawang kilometer 57, karena disana lebih aman turunnya dan bisa keluar tol dengan berjalan kaki. Namun sopir bis menurunkan kami di pangkalan ojek pinggir tol, dengan alasan, bis tidak masuk ke rest area.

Kami pun turun, setelah tanya- tanya tukang ojek, kamipun naik ojek dan diturunkan di warung Bakso Batog. Kemudian, Ronipun siap menjemput kami di Bakso Batog, sambil menikmati nikmatnya Bakso yang di sajikan dalam mangkok yang terbuat dari batog Kelapa. Hmmmmhhh.....yummmy.

Penampakan Bakso Batog

Warung Bakso Batog Karawang

Pada akhirnya, aku menyimpulkan bahwa perjalanan paling efisien Jakarta - Karawang adalah menggunakan bis dari pintu tol kebon jeruk, naik jurusan ke Bandung/ Cikampek, pokoknya yang melewati rest area km 57 Karawang, biayanya Rp.20 - 30 ribu (tergantung bisnya), turun di tol pangkalan tukang ojek. Kemudian lanjut naik ojek Rp.10 ribu, sampek bakso batog, terus telpon Roni deh minta jemput.

Perjalanan Jakarta- Karawang dengan menggunakan bis, kurang lebih 2 jam-an, jadi lebih cepat dan berangkatnya fleksibel lagi.

Oh iya, kalau mau balik ke Jakarta, biasanya kami naik mobil elf atau mobil pribadi yang dijadikan angkutan. Kami biasanya naik dari Lebak Sari Indah (LBI) yang dekat dengan pintu tol Karawang Barat. Di sana banyak mobil omprengan menuju UKI Jakarta, dan insya'allah sampai jam 1 malampun masih ada. Hal ini karena kami pulang malam dan bis jurusan Jakarta sudah tidak ada.

Ongkos mobil omprengan Karawang- UKI Rp. 20 ribu-an/ orang. Sampai di UKI, biasanya kami pesan grab mobil, biayanya sekitar Rp.70- 80 ribuan sampai Kedoya Jakarta Barat. Atau bisa juga dari UKI naik Busway, itu lebih irit lagi. Tapi capeknya luar biasa teman- teman, dan saya tak sanggup.

Demikianlah, transportasi Jakarta- Karawang dan Karawang- Jakarta dengan berbagai macam alternatif. Apalagi jaman sekarang yang sudah ada Gojek & Grab, lebih gampang & praktis sih, cuma lebih mahal.

Selamat mencoba ya gaess!!

Artikel Lainnya :